Klikhijau.com – Mie instan merupakan makanan legendaris bagi banyak orang, apalagi jika Anda tinggal kos-kosan. Makanan ini menjadi idola karena tak butuh keahlian tingkat tinggi jika di masak.
Rasanya yang nikmat apalagi jika hujan turun, membuat banyak orang tak bosan mengonsumsinya. Makanan yang dalam waktu hitungan jari saja sudah bisa dinikmati.
Secara praktis, mie instan memang bisa meredam rasa lapar, tapi makanan cepat saji ini tidak bisa menggantikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Apalagi bumbu buatan dan pengawet kimia di dalamnya membahayakan kesehatan.
Janganlah berlebihan mengonsumsi sesuatu. Bukankah sesuatu yang berlebihan itu tidak baik? Demikian halnya mie instan yang memilki dampak buruk bagi kesehatan jika dokonsumsi berlebihan seperti berikut.
# Sindrom metabolik
Sebuah studi yang dilakukan Hyun Shin dan rekan-rekannya di Baylor University dan Harvard. Shin menganalisis kesehatan dan diet hampir 11.000 orang dewasa di Korea Selatan antara usia 19 hingga 64 tahun.
Studi yang terbit 1 Agustus di Journal of Nutrition tersebut menemukan, para wanita di Korea Selatan yang mengonsumsi lebih banyak mie instan lebih mungkin mengalami sindrom metabolik dibandingkan yang hanya mengonsumsi sedikit.
Itu dikarenakan tingginya kandungan sodium dan lemak jenuh tidak sehat yang terdapat di dalamnya. Penderita sindrom metabolik berisiko tekanan darah tinggi atau kadar gula darah tinggi, dan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
# Risiko terkena kanker
Mie instan mengandung bahan pengawet. Bahan pengawet itu akan dipertahankan tubuh sehingga mengarah pada paparan berlebihan dari Butylated hydroxyanisole (BHA) dan t-butylhydroquinone (TBHQ).
TBHQ dan BHA adalah bahan kimia yang bersifat karsinogenik, yang dapat menyebabkan kanker, asma, kecemasan dan diare.
# Penyebab diabetes
Mie instan terbuat dari maida, yaitu olahan tepung terigu yang telah mengalami proses penggilingan, penghalusan, dan pemutihan.
Saat dikonsumsi, pankreas yang seharusnya butuh waktu mencerna akan melepas insulin dengan segera. Kondisi ini dapat memicu pembengkakan hingga berpotensi diabetes tipe 2.
Ahli gizi Rumah Sakit Fortis di New Delhi, Simran Saini mengatakan, maida pada mie instan hanya bahan tambahan saja. Tidak memiliki kandungan nutrisi apapun. Jadi, jika dikonsumsi hanya akan memicu obesitas.
# Merusak jaringan otak
Terlalu sering konsumsi mie instan sama halnya menumpuk zat kimia berbahaya yang menyebabkan penurunan transmisi sinyal dalam otak.
Hal itulah yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel jaringan otak. Rusaknya jaringan sel otak akan memicu penyakit lain, seperti stroke atau kelumpuhan.
# Menyebabkan kerusakan organ
Mie mengandung propylene glycol, bahan anti-beku yang mencegahnya dari pengeringan dengan mempertahankan kelembapan.
Propylene glycol diserap oleh tubuh dengan mudah dan terakumulasi di jantung, hati dan ginjal. Hal itu menyebabkan kerusakan dan kelainan organ.
Kandung sejumlah natrium yang tinggi di dalamnya juga berbahaya. Kelebihan konsumsi natrium menyebabkan hipertensi, penyakit jantung, stroke dan kerusakan ginjal, serta melemahkan sistem kekebalan tubuh.
# Berisiko keguguran
Bagi wanita hamil, terlalu sering mengonsumsi mie instan berisiko mengalami keguguran.
Hal tersebut disebabkan oleh kandungan bumbu dan pengawet di dalamnya dapat memengaruhi perkembangan janin.
***
Selain resiko yang disebutkan di atas, mie instan juga dianggap sebagai junk food dan tidak dapat menggantikan makanan bernutrisi. Mie mengandung karbohidrat, banyak lemak jenuh dan lemak trans, tetapi tidak mengandung vitamin, mineral atau serat.
Jadi, jaga kesehatan dengan makanan bernutrisi saja dan batasi konsumsi mie instan.