Hanya Ada di Sulawesi, Nasib Pohon Kalapi Semakin Memprihatinkan

oleh -798 kali dilihat
Hanya Ada di Sulawesi, Nasib Pohon Kalapi Semakin Memprihatinkan
Pohon kalapi-foto/Ist

Klikhijua.com – Pohon-pohon di dunia banyak yang terancam punah. Itu bisa dilihat dalam laporan yang diterbitkan Botanic Gardens Conservation International (BGCI).

Laporan tersebut bertajuk State of the World’s Trees, diterbitkan Rabu, 1 September 2021 lalu.

Dalam laporannya, terungkap jika hampir  sepertiga spesies pohon di seluruh dunia sedang berada dalam radar kepunahan. Dan ratusan lainnya sudah berada di gerbang kepunahan.

Setidaknya, sebanyak 17.500 spesies pohon yang  hanya akan tinggal nama karena punah atau sekitar 30% dari total pohon yang diketahui.

KLIK INI:  Petai Cina alias Kopi-kopi, Cerita di Baliknya dan Ragam Manfaatnya

Sementara  sebanyak 440 spesies yang terdapat di alam liar, memiliki kurang dari 50 individu yang saja tersisa.

Laporan itu memang tidak menyebutkan nama pohon kalapi, pohon yang hanya terdapat dijazirah Sulawesi itu.

Namun, ada relasi antara pohon kalapi dengan laporan tersebut, yakni pohon itu juga terancam punah.

Tentang pohon kalapi

Pohon kalapi merupakan pohon yang bisa tumbuh mencapai ketinggian 40 meter. Ia bisa pula memiliki  diameter batang hingga 90 sentimeter.

Banir atau akar papan dapat mencapai ukuran tinggi hingga 3 meter. Juga dapat melebar 2 meter di permukaan tanah.

Pohon kalapi memiliki nama latin kalappia celebica kosterm. Kulit batang memiliki alur tidak merata, warnanya kecoklat-coklatan dan anak daunnya berwujud lanset dampai lonjong.

Untuk  perbungaannya berwujud malai di dekat rantingnya. Mahkota bunga pohon kalapi berwarna kuning.

Pohon langka ini akan berbunga pada bulan April hingga Mei. Ia memiliki buah berbentuk polong, gepeng dengan warna coklat kemerahan.

Ketika buahnya sudah matang, maka buah tersebut akan pecah. Ciri buahnya, yakni memiliki biji sekitar 1 hingga 3 buah dan membentuk sebuah cakram.

Pohon kalapi memiliki ragam guna, di antaranya pembuataan perahu, jembatan, dan bahan kontruksi ringan.

Tidak hanya itu, pohon ini juga kerap dimanfaatkan menjadi furniture seperti lemari dan meja. Penyebab lain yang membuatnya semakin langka adalah kayunya diekspor keluar negeri dengan jumlah banyak.

Karenanya   International Union for Conservation of Nature (UICN) atau lembaga internasional untuk konservasi alam menggolongkan pohon kalapi ke dalam daftar merah atau rentan.

Kelangkaan pohon ini disebabkan pula oleh daerah sebarannya, yang menurut Trethowen, dkk (2019)  hanya bisa ditemukan di sekitar daerah Malili atau Teluk Bone.

Pohon endemik Sulawesi ini akan tumbuh dalam  hutan hujan tropika yang berada di dekat pantai. Ia bisa tumbuh  pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

Namun, secara umum  pohon kalapi tumbuh pada  ketinggian 100 meter di atas permukaan laut. Daerah penyebaranya yang sempit membuatnya semakin langka, karena hanya ada di dataran Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan dan Tenggara.

Penyebarannya yang sempit itu ditambah dengan pengambilan hasil kayu dari pohon kalapi dalam jumlah besar, membuat populasinya semakin tidak terbaca. Sehingga  masuk dalam konservasi daftar merah IUCN.

KLIK INI:  Tentang Pohon Gandaria, Si Penyimpan Air yang Tak Egois
Taksonomi

Seperti tumbuhan pada umumnya, pohon kalapi yang hanya bisa ditemukan di dataran Sulawesi ini secara taksonomi memiliki klasifikasi ilmiah:

  • Kingdom : Plantae
  • Subkingdom : Tracheophyta
  •  Super Divisi : Spermatophyta
  • Kelas : Magnoliopsida
  • Subkelas : Rosidae
  • Ordo : Fabales
  • Famili : Fabaceae
  • Genus : Kalappia
  • Spesies : Kallapia celebica Kosterm

Itulah sekilas tentang pohon endemik Sulawesi ini. Pada dasarnya tidak banyak yang mengulas perihal pohon ini, sumbernya pun cukup terbatas. Hal itu disebabkan karena pohon ini semakin jarang ditemukan. Bahkan jika ingin  melakukan penelitian lebih dalam, para peneliti pun akan menemukan kesulitan.

Cara melestarikannya

Karenanya, jika ingin pohon ini tetap lestari, tidak masuk dalam daftar laporan  Botanic Gardens Conservation International di atas, maka perlu adanya penanam secara masif dan pencegahan pengambilan kayunya secara bablas.

Dilansir dari wanaswara.com, daftar merah yang dikeluarhan UICN untuk pohon ini bukanlah akhir dari segalanya. Karena pohon kalapi ini bisa diperbanyak dengan cara generatif maupun vegetatif.

Buah yang telah matang, bisa dijadikan benih dengan pengecambahan bibit. Bibit ini bisa disemai ke dalam bedeng tabor. Pada tempat tumbuhnya kecambah ini menggunakan tanah dan pasir.

Selain itu, harus pula memiliki cahaya yang cukup. Karena itu menjadi syarat mutlak melakukan proses pembibitan dan persemaian pohon kalapi.

Dengan cara itu, semoga pohon endemik Sulawesi ini tidak hanya menjadi kenangan dan dongeng bagi generasi mendatang.

KLIK INI:  Tim WRU BBKSDA Sulsel Lepasliaran Ular Sanca Kembang