Hal-hal yang Perlu Diketahui perihal Ekspor Produk Perikanan

oleh -155 kali dilihat
Produk Perikanan Sulsel Resmi Terbang ke Singapura
Pelepasan ekspor perdana produk perikanan Sulsel-foto/Noya

Klikhijau.com – Belum lama ini Sulawesi Selatan melakukan ekspor perdana produk perikanan. Negara yang menjadai tujuannya adalah Singapura (Baca di SINI).

Lalu seperti apa proses ekspor tersebut, Adeltus Lolok, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Makassar mengungkapkan bahwa pengawasan bea cukai terhadap barang ekspor dilakukan berdasarkan analisis manajemen risiko.

Menurutnya, barang ekspor perikanan tidak wajib periksa fisik oleh Bea Cukai, kecuali jika terkena random atau berdasarkan info intelijen.

Dengan pemanfaatan manajemen risiko dan mempertimbangkan kelancaran arus ekspor barang, 95% barang ekspor dari Bea Cukai Makassar tidak wajib periksa fisik.

KLIK INI:  Dirjen PSLB3 KLHK: Pelaku Industri Pertambangan Emas Harus Berhenti Pakai Merkuri

Namun, barang-barang ekspor yang terkena jalur merah akan dilakukan pemeriksaan fisik, antara lain produk biji kakao, produk sawit dan turunannya, serta beberapa komoditi ekspor berupa produk kayu.

Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi BKIPM Makassar, Muhammad Irfan Rais menegaskan, perizinannya adalah dengan melakukan in proses inspection. BKIPM sendiri merupakan singkatan Badan Karantina Ikan,Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.

“Jadi, kita melakukan kunjungan untuk melihat proses pengolahan ikan di pabrik. Selain itu ada juga pengujian laboratorium untuk mengkonfirmasi mutu ikan. Pengawasannya pada saat akan ekspor dilakukan pengecekan fisik, melihat kesesuaian jenis ikan yang akan di ekspor.

Bebas dari tiga bahan berbahaya

Muhammad Irfan Rais mengungkapkan pula, ikan kualitas ekspor itu harus bebas dari bahan-bahan yang dapat membahayakan manusia. Bahaya itu ada tiga jenis, yaitu bahaya fisik, bahaya biologi, dan bahaya kimiawi.

Bahaya fisik itu misalnya ada serpihan logam, bahaya biologi itu misalnya dari bakteri atau virus yang berbahaya, bahaya kimia itu misalnya dari bahan-bahan kimia seperti formalin,

Untuk memastikan ikan bebas dari tiga bahaya itu, maka pihak BKIPM akan melakukan kunjungan lapangan. Tujuannya untuk melihat alur proses yang ada unit pengolahan seperti apa.

Dari alur proses itu, bahaya-bahaya yang kemungkinan akan muncul diindentifikasi dan dilakukan tindakan pencegahan. Pengujian laboratorium juga dilakukan secara berkala untuk mengkonfirmasi efektifitas tindakan pencegahan di lapangan.

KLIK INI:  5 Skenario Mengatasi Perubahan Iklim untuk Masa Depan

Hilman Pujana, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) VI Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Makassar mengungkapkan, terkait  ekspor ikan yang jadi salah satu unggul Sulsel, pihaknya mendorong  adanya pemain baru yang mau masuk di pelayanan (jasa pengiriman atau jasa ekspor).

“Semakin banyak pelaku usaha masuk akan memberikan pilihan bagi konsumen. Dan dari informasi yang saya kumpulkan, setidaknya di Makassar ini ada dua pelaku usaha direct. Pertama ada Garuda dan yang kedua adalah Aplog,” jelanya.

Menurutnya  kedua pemain ini merupakan BUMN. Hal  pertama yang KPPU lakukan adalah proses pencegahan, hal ini sudah disampaikan  ke Direct Ap Logistik sebagai Aplog pemain air frater dan juga pengelola bandara.

“Hal itu rentan terhadap terjadinya dugaan pelanggaran Undang-undang Nomor 5 tahun 1999. Di situ perlu kami sampaikan bahwa perlu dipastikan ke teman-teman di jajaran Aplog  bahwa sudah mengerti dengan komplain atau patuh terhadap UU No 5 tahun 1999. Jangan sampai melakukan diskriminasi terhadap pesaing,” terangnya.

Selain itu, jangan ada kesepakatan di antara para pemain dalam terkait dengan harga yang di tetapkan untuk jasa pengiriman ke luar negeri. Itulah yang dilakukan oleh pihak KPPU Makassar terkait dengan sektor logistik direct.

KLIK INI:  KLHK Menahan Pelaku Perdagangan Kayu dengan Modus Dokumen Palsu
Libatkan UKM

Kepala Kanwil Bea Cukai  Sulsel, Nugroho Wahyu Widodo  mengakui, ketika ia pertama kali melihat  potensi perikanan, tambang,  perkebunan di Sulsel ia merasa takjub. Ia melihat kalau ekspor itu menyentuh pada kesejahteraan masyarakat secara langsung.

Karenanya, pihaknya mendorong masyarakat yang ingin ekspor agar  menemui biaya cukai, baik di wilayah maupun di kantor pelayanan. Nantinya akan  dibimbing, baik dari permodalan, masalah kurasi produk, maupun masalah pasar.

Hasilnya banyak yang sering melakukan isis making antara pengusaha kita langsung di Jepang, karena kita punya atasan di Jepang, di Hongkong, di Singapura. Mereka ini semangat mencarikan pasar untuk Usaha Kecil dan Menengah.

“Begitu UKM bisa mengekspor, mereka dapat penghasilan. Penghasilannya itu, pertama untuk kesejahteraan mereka, kedua untuk negara karena dapat  devisa. Setelah dapat devisa, artinya  perdagangan kita positif, yang artinya pula kita bisa mengekspor/mengimpor dengan tanpa utang,” ungkapnya.

KLIK INI:  Lebih Dekat dengan Material yang Mendukung Produk Sustainable