- Peneliti Remaja se-Kabupaten Bulukumba Paparkan Potensi dan Ancaman di DAS Balantieng - 17/06/2025
- Kaum Muda Lintas Iman Kota Bandung Perkuat Kapasitas Jurnalisme, Suarakan Keadilan Iklim - 17/06/2025
- Mentoring Penulisan Berita dan Artikel, Forsi LHK Sulsel Gelar Sesi Berbagi Literasi Secara Daring - 16/06/2025
Klikhijau.com – Komodo, satwa unik kebanggaan Indonesia. Satwa ini adalah satwa endemik. Ukurannya besar dan namanya telah abadi menjadi nama sebuah pulau, Pulau Komodo.
Pulau ini terletak di Kepulauan Nusa Tenggara dan menjadi destinasi wisata dengan komodo sebagai salah satu daya tariknya.
Komodo tidak hanya berukuran besar, tetapi juga memiliki gigitan berbisa. Air liurnya mengandung bakteri mematikan yang dapat melumpuhkan mangsanya.
Ada fakta baru yang ditemukan para ilmuwan perihal gigi satwa bernama ilmiah Varanus komodoensis, yakni giginya dilapisi dengan besi.
Fakta itu diungkapkan oleh oleh studi terbaru, tim yang dipimpin oleh para peneliti di King’s College London menggunakan pencitraan canggih, bersama dengan teknik analisis kimia dan mekanis, untuk mempelajari gigi yang diambil dari berbagai spesimen komodo serta sejumlah reptil lain yang masih hidup dan telah punah, termasuk biawak, buaya, aligator, dan dinosaurus.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa gigi komodo dilapisi dengan lapisan besi. Lapisan itu membantunya menjaga tepi bergerigi mereka tetap tajam, sebagaimana dilansir dari The Guardian.
Ini adalah pertama kalinya lapisan seperti itu terlihat pada hewan apa pun, dan para peneliti menggambarkannya sebagai “adaptasi predator yang mencolok. Awalnya komodo tidak masuk hitungan akan fakta ini.
Para peneliti menemukan lapisan tersebut ditemukan saat melihat bahwa ujung dan tepi bergerigi gigi komodo dilapisi pigmen oranye.
Apa yang dilihat pada gigi komodo itu, membuat peneliti penasaran, mereka lalu memeriksanya lebih dekat. Ternyata enamel tersebut mengandung zat besi pekat yang membuat gigi lebih keras dan tahan aus, sehingga membantu komodo mencabik dan mencabik mangsanya.
Lapisan besi tersebut paling jelas terlihat pada gigi komodo, tetapi lapisan serupa yang kaya akan zat besi juga terlihat pada gigi reptil lainnya.
“Sepertinya lapisan ini merupakan fitur gigi reptil yang sangat terabaikan tetapi tersebar luas,” kata Aaron LeBlanc, dosen biosains gigi di King’s College dan penulis utama penelitian tersebut.
Dapat digunakan para manusia
Gigi komodo yang melengkung dan bergerigi bentuknya mirip dengan gigi dinosaurus karnivora, seperti Tyrannosaurus rex.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature Ecology & Evolution , LaBlanc dan timnya berupaya memanfaatkan kesamaan tersebut untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana gigi dinosaurus mungkin digunakan saat mereka masih hidup.
Meskipun mereka mengidentifikasi lapisan besi yang diperkuat pada banyak gigi reptil yang masih hidup, mereka gagal menemukan buktinya pada fosil dinosaurus mana pun.
Lapisan besi mungkin masih ada pada dinosaurus karnivora, menurut para peneliti. Besi tersebut mungkin saja hilang seiring berjalannya waktu, seperti yang ditunjukkan oleh fakta bahwa zat besi tersebut tidak dapat ditemukan pada gigi fosil reptil yang berkerabat dekat dengan komodo.
Owen Addison, seorang profesor rehabilitasi mulut di King’s College dan penulis utama studi tersebut, mengatakan penemuan tersebut pada akhirnya dapat menghasilkan teknik kedokteran gigi baru yang dapat digunakan pada manusia.
“Kami pikir ada peluang untuk menggunakan struktur yang ditemukan dalam penelitian ini untuk menginformasikan strategi baru untuk meregenerasi gigi pada manusia,” katanya dinukil dari The Guardian.