Gerakan Cinta Lingkungan, Kurangi Penggunaan Plastik

oleh -544 kali dilihat
Gerakan Zero Waste, Kurangi Penggunaan Plastik
Ilustras sampah/foto-kompasiana.com
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Pelaksanaan Makassar Writers International Festival (MWIF) akhir Mei lalu memang telah berakhir. Namun, ia mewariskan satu gerakan sekaligus pesan penting, zero waste.

Sebuah gerakan yang mengajak seluruh peserta, panitia, pembicara, dan seluruh yang terlibat untuk tidak membuat sampah sembarangan Tidak membuang puntung rokok sembarangan di taman, dan menghindari untuk tidak menggunakan botol atau air gelas plastik. Sebagai catatan, botol plastik baru dapat terurai setelah 450 tahun. Waktu yang teramat panjang bukan?

Gerakan ini disampaikan kepada para pengunjung jauh-jauh hari sebelum acara festival ini digelar. Pengunjung diwanti-wanti untuk tidak membawa botol plastik melainkan membawa tumbler atau botol minum masing-masing.

KLIK INI:  Yuk kenalan dengan Benjamin, Seniman yang Ciptakan Gelombang dari Sedotan Plastik

Para pengunjung dapat mengisi botol masing-masing di beberapa tempat pengisian yang disediakan. Tempat pengisian itu berupa galon yang memang sudah disediakan keran agar mudah dituang.

Bukan hanya itu, para narasumber pun tidak lagi disediakan air minum dalam bentuk kemasan seperti sebelum-sebelumnya. Panitia menyediakan gelas dan air dalam wadah. Pembicara dapat menuangkan sendiri airnya. Airnya pun berupa air putih biasa.

Aira dan puntung rokok

Hampir tiap malam selama empat malam, isu zero waste selalu ‘dibawa’ ke panggung. Panitia senantiasa mengingatkan para pengunjung untuk mendukung gerakan ini. Bahkan seorang gadis cilik bernama Aira menjadi ikon dari gerakan ini.

KLIK INI:  Liestiaty F Nurdin, Terus Bergerak Kampanyekan Bahaya Sampah Plastik

Pada malam terakhir pergelaran, Aira menyebutkan sampah yang terkumpul. Pun begitu dengan puntung rokok yang dikumpulkan. Aira berkali-kali mengingatkan betapa berbahayanya sampah-sampah, terutama sampah yang tidak terurai, bagi lingkungan.

Bagi saya, pemilihan Aira –seorang gadis cilik— sebagai duta tepat terutama saat mengingatkan para pengunjung dewasa yang suka membuang puntung rokok sembarangan. Selain lucu dan menggemaskan, Aira tidak menggurui. Berbeda halnya jika seandainya seorang dewasa. Bisa jadi akan serius, kaku, dan barangkali juga tidak akan efektif.

Acara ini cukup berhasil memperkenalkan dan mengkampanyekan gerakan pengurangan penggunaan botol plastik dengan membawa tumbler/botol sendiri.

KLIK INI:  Cerita dari 'Suroboyo Bus' yang Menerima Bayaran Sampah Plastik

Setelah festival berakhir, tidak sedikit peserta dan panitia yang memberikan kesaksian jika gerakan tersebut telah memberikan mereka kesadaran. Selanjutnya mereka akan menjadikan ini sebagai gaya hidup mereka. Saya melihatnya dari insta story akun MWIF yang saya ikuti di instagram.

Barangkali gerakan ini memang tidak sepenuhnya menjangkau dan menyadarkan seluruh pengunjung, seluruh panitia, atau seluruh pengelola acara itu sendiri. Namun, setidak-tidaknya gerakan ini telah menyadarkan beberapa orang.

Harus diakui, tidak mudah untuk mengajak masyarakat sebab sampah plastik seperti sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat kita, terutama karena industri tidak terlampaui peduli dengan isu-isu lingkungan.

Namun, kita bisa menjadi ambil bagian dari gerakan ini. Setidak-tidaknya kita memulai dari diri sendiri.

KLIK INI:  Polusi Laut Mengancam Ekosistem dan Kesehatan, Ayo Fokus pada Solusinya!