Duduk Terlalu Lama Tingkatkan Risiko Depresi dan Kecemasan

oleh -58 kali dilihat
Waspada, Duduk Terlalu Lama dapat Mengganggu Kesehatan!
Ilustrasi duduk - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – “Duduk adalah perilaku licik.” Kata-kata itu diungkapkan oleh Jacob Meyer. Ia merupakan penulis utama studi yang belum lama ini diterbitkan Jurnal Frontiers in Psychiatry.

Meyer dan timnya meneliti mereka yang terus menghabiskan lebih banyak waktu duduk selama bulan antara April dan Juni 2020 lebih cenderung menderita gejala depresi. Meyer sendiri adalah asisten profesor Kinesiologi di Iowa State University.

Menurutnya duduk  adalah sesuatu yang kita lakukan sepanjang waktu tanpa memikirkannya. Sebagai Direktur Laboratorium Kesejahteraan dan Latihan di ISU.

Ia bersama timnya melihat bagaimana aktivitas fisik dan perilaku menetap terkait dengan kesehatan mental. Juga  bagaimana perubahan tersebut memengaruhi cara orang berpikir, merasakan, dan memandang dunia.

KLIK INI:  Kicau Burung Dapat Mengurangi Kecemasan dan Paranoid

“Pada Maret 2020, kami tahu Covid akan memengaruhi perilaku kami dan apa yang dapat kami lakukan dengan banyak cara aneh yang tidak dapat kami prediksi,” katanya.

Libatkan 50 negara

Untuk melakukan penelitian terkait perilaku duduk, Meyer dan tim peneliti merekrut lebih dari 3.000 peserta dari 50 negara bagian dan Distrik Kolombia.

Peserta itu mengambil bagian dalam survei tingkat aktivitas dan kesehatan mental. Para peserta melaporkan sendiri berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk melakukan aktivitas, seperti duduk, melihat layar dan berolahraga, dan bagaimana perilaku tersebut dibandingkan dengan masa pra-pandemi.

Para peneliti ini menggunakan skala klinis standar, mereka juga menunjukkan perubahan pada kesejahteraan mental mereka, misalnya tingkat depresi, kecemasan, merasa stres, dan merasa kesepian.

“Kami tahu kapan aktivitas fisik dan waktu layar orang berubah. Itu terkait dengan kesehatan mental mereka secara umum. Tetapi kami belum pernah melihat data populasi besar seperti ini sebagai respons terhadap perubahan mendadak sebelumnya,” kata Profesor Meyer.

Analisis sebelumnya dari kumpulan data menunjukkan bahwa peserta yang memenuhi  Pedoman Aktivitas Fisik AS, yaitu, aktivitas fisik sedang hingga berat 2,5-5 jam setiap minggu sebelum pandemi, rata-rata menurun aktivitas fisik mereka sebesar 32%, tak lama setelah pandemi melanda.

Ketika pembatasan gerak terkait Covid-19 pertama kali berlaku. Peserta yang sama melaporkan merasa lebih tertekan, cemas, dan kesepian.

KLIK INI:  Repatriasi 11 Orangutan dari Negara Tetangga Lancar, Kini Mereka Tiba di Habitatnya

Studi saat ini bertujuan untuk mengetahui apakah perilaku dan kesehatan mental para peserta berubah setelah penguncian awal berakhir. Dan mereka diizinkan untuk kembali ke gaya hidup yang lebih aktif. Peserta mengisi survei yang sama setiap minggu antara April dan Juni 2020.

“Dalam studi kedua, kami menemukan bahwa, rata-rata, orang melihat kesehatan mental mereka meningkat selama periode delapan minggu,” kata Profesor Meyer.

Sedikit gerakan bisa tingkatkan kesehatan mental

Menurutnya, orang-orang menyesuaikan diri dengan kehidupan di masa pandemi. Tetapi, bagi orang-orang yang waktu duduknya tetap tinggi, gejala depresi mereka rata-rata tidak pulih dengan cara yang sama seperti orang lain.

Orang-orang yang masih menghabiskan sebagian besar hari mereka duduk, mengalami sedikit peningkatan dalam kesehatan mental mereka.

Meyer menekankan bahwa ini adalah studi korelasional dan menemukan “hubungan” antara duduk dan kesehatan mental tidak selalu menyiratkan kausalitas.

“Ini tentu layak untuk diselidiki lebih lanjut,” katanya.

Data survei bulanan dari Juni 2020 hingga Juni 2021 dimaksudkan untuk segera tersedia untuk umum.

KLIK INI:  Suka Melakukan Hal yang Satu Ini? Hati-Hati, Kesehatan Bisa Terganggu

“Saya pikir menyadari beberapa perubahan halus yang telah kita buat selama pandemi dan bagaimana mereka mungkin bermanfaat atau merugikan sangat penting ketika kita melihat ke sisi lain dari kehidupan pandemi,” lanjutnya

Profesor Meyer berharap bahwa hasil penelitian ini akan membantu orang-orang mengenali bahwa bahkan sedikit latihan fisik atau gerakan dapat meningkatkan suasana hati dan kesehatan mental.

Ia mendorong orang untuk beristirahat dan berjalan-jalan ketika duduk untuk waktu yang lama, atau berjalan-jalan di sekitar blok untuk menggantikan perjalanan pra-pandemi ke tempat kerja.

“Jika Anda tidak lagi berjalan menyusuri lorong untuk pertemuan tatap muka. Anda masih dapat menggabungkan istirahat dari duduk dengan berjalan-jalan sebentar sebelum dan sesudah panggilan Zoom Anda,” sarannya.

Ia juga menekankan bahwa bahkan aktivitas singkat dapat bermanfaat bagi orang secara fisik dan mental.

KLIK INI:  Gakkum KLHK Sulawesi Gagalkan Penyelundupan Kayu Meranti di Perairan Muna

Sumber: earth.com