Di Tangan Ilmuwan, Bioplastik Bersalin Wajah jadi Pupuk

oleh -281 kali dilihat
Bioplastik, Pengertian, Jenis, Cara Pembuatan serta Kelebihan dan Kelemahannya
Ilustrasi - Foto/Pertanianku

Klikhijau.com –  Pemakaian plastik memang masih tinggi. Apalagi plastik  sekali pakai. Dan itu jadi salah satu masalah lingkungan yang utama dan meresahkan.

Plastik mencemari segala sesuatu yang ada di bumi. Plastik sudah ditemukan di tempat-tempat terpencil, mulai dari Palung Mariana hingga Gunung Everest .

Meski daur ulang plastik gencar digalakkan, namun hanya sekitar 14 persen saja yang benar-benar didaur ulang.

Untuk menyelesaikan masalah plastik ini,  banyak yang berpendapat, termasuk para ahli bahwa solusinya adalah menciptakan sistem melingkar. Di mana plastik digunakan kembali, jangan langsung dibuang.

KLIK INI:  Menteri LHK akan Kunjungan Kerja ke Makassar dan Gowa, Ini Jadwalnya

Jalan inilah yang coba diterobos oleh tim peneliti yang berbasis di Tokyo. Mereka telah mengembangkan cara untuk mengubah plastik berbasis bio (bioplastik) menjadi pupuk.

Para peneliti itu mengatakan, temuannya memiliki implikasi yang lebih luas untuk penggunaan kembali plastik, bukan hanya yang berbasis bio saja.

“Kami yakin bahwa pekerjaan kami merupakan tonggak menuju pengembangan bahan polimer yang berkelanjutan dan dapat didaur ulang dalam waktu dekat. Era ‘roti dari plastik’ sudah dekat.” kata rekan penulis studi dan asisten profesor Institut Teknologi Tokyo, Daisuke Aoki dalam siaran persnya seperti dikutip dari ecowatch.com, Jumat, 5 November 2021.

Penelitian mereka ini  dipublikasikan oleh Green Chemistry, Kamis lalu. Penelitiannya  berfokus pada plastik poly(isosorbide carbonate) (PIC) berbasis bio .

Terbuat dari biomassa

Plastik berbasis bio adalah plastik yang terbuat dari biomassa yang telah diusulkan sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan untuk plastik berbasis minyak bumi.

PIC khususnya dibuat dari monomer yang disebut isosorbide (ISB), produk sampingan glukosa yang tidak beracun.

ISB dapat diubah menjadi pupuk melalui proses yang disebut ammonolisis: Amonia digunakan untuk memisahkan karbon yang menghubungkan monomer ISB. Ini menciptakan urea, yang merupakan zat kaya nitrogen yang membuat pupuk populer.

Sementara para ilmuwan telah lama menyadari ammonolisis, para peneliti berusaha untuk menyelesaikan reaksi menggunakan energi sesedikit mungkin dan pelarut organik sesedikit mungkin. Pertama, mereka mencoba reaksi dalam air 30 derajat Celcius pada tekanan atmosfer.

Mereka mampu membuat urea, tetapi reaksinya tidak selesai dalam waktu 24 jam dan PIC belum sepenuhnya terdegradasi.

KLIK INI:  Pentingnya Dukungan Massa dalam Kasus Advokasi Lingkungan

Namun, mereka menemukan bahwa peningkatan suhu air hingga 90 derajat Celcius menyebabkan reaksi lengkap dalam waktu enam jam.

Aoki juga menjelaskan bahwa  reaksi terjadi tanpa katalis. Itu menunjukkan bahwa amonolisis PIC dapat dengan mudah dilakukan dengan menggunakan amonia berair dan pemanasan.

“Dengan demikian, prosedur ini secara operasional sederhana dan ramah lingkungan dari sudut pandang daur ulang bahan kimia,” terangnya.

Bukan yang pertama

Penelitian tersebut bukanlah yang pertama mengubah plastik menjadi pupuk. Forbes pernah melaporkan bahwa  Startup Neptune Plastic telah mengembangkan plastik dari bahan food grade yang dapat dikomposkan di taman rumah.

Meski temuan dari para peneliti yang berbasis di Tokyo itu membawa angin segar dalam menangani plastik. Namun, ada beberapa perdebatan mengenai apakah plastik berbasis bio benar-benar merupakan solusi ramah lingkungan untuk krisis polusi plastik.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pernah melaporkan bahwa plastik berbasis bio  memakan waktu lambat untuk rusak atau terurai  di lautan, sehingga untuk menjadi solusi berkelanjutan akan sulit.

Plastik berbasis bio tidak selalu terurai secepat yang diiklankan.  Bioplastik  sendiri merupakan  plastik atau polimer. Plastik ini  secara alamiah dapat dengan mudah terdegradasi.

Mereka terdegradasi baik melalui cuaca, yakni radisai sinar matahari dan kelembaban maupun oleh serangan mikroorganisme.

Bahan bioplastik berasal dari sumber biomassa seperti amilum jagung, klobot jagung, minyak nabati atau mikrobiota.

KLIK INI:  Pulau di Selayar Batal Dijual Lantaran Masuk Kawasan Konservasi