Di Pulau Larea-rea yang Sepi, Mahasiswa Jepang dan Unhas Lepas Tawa

oleh -492 kali dilihat
Di Pulau Larea-rea yang Sepi, Mahasiswa Jepang dan Unhas Lepas Tawa
Pulau Larea-rea yang sepi/Foto-Idris/Klikhijau.com

Klikhijau.com – Memulai tulisan ini serupa memulai petualang kecil yang menawarkan banyak kejutan.

Ketika tiba di pelabuhan Cappa Ujung, Sinjai Jumat pagi, 20 September 2019 lalu, yang bermukim di pikiran saya adalah gelombang.

Apalagi menyebut nama pulau sembilan. Jujur saja, sejak sangat lama, saya mengira pulau sembilan adalah nama satu pulau di Sinjai.

Saya baru tahu di hari Jumat lalu, jika pulau sembilan adalah nama kecamatan di Sinjai. Dinamai demikian sebab ada sembilan pulau yang berdekatan.

KLIK INI:  Jelajahi Eloknya Puncak Masalili, Gugusan Karst dan Kearifan Lokalnya

Sembilan pulau itulah masuk kecamatan pulau sembilan. Salah satunya adalah pulau Larea-rea. Pulau yang disesaki sepi, pulau tanpa penghuni.

“Pulau Larea-rea adalah pulau tak berpenghuni, hanya akan ramai dikunjungi di hari libur,” ungkap Husain yang merupakan Bintara Pembina Desa (Babinsa) di Pulau Sembilan.

Pernyataan itu menjadi kejutan. Ia mengungkapkannya saat kami sudah di atas kapal menuju Pulau Harapan. Salah satu pulau di Pulau Sembilan.

Ungkapan itu datang mengetuk hati, membelalakkan mata untuk melihat eksotisme Larea-rea. Dari Pulau Harapan, kapal akan menuju Pulau Larea-rea.

Pembangunan sarana dan prasarana Pulau Larea-rea sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu. Telah mendapatkan dana alokasi khusus dari Kementerian Pariwisata. Maka tak heran jika pulau tak berpenghuni itu ramai di kunjungi di hari libur.

Pulau Larea-rea tak begitu luas, jika kamu mengayunkan tangan dengan kencang untuk melemparkan batu, batu itu akan melewatinya. Atau jika ingin mengitarinya, hanya butuh waktu belasan menit saja.

Hanya dihuni 2 ekor kucing

Pulau sepi itu telah ditanami bangunan dan dermaga. Hanya dihuni 2 ekor kucing. Setidaknya begitulah yang saya lihat.

Kucing itu entah bagaimana ia datang ke pulau itu. Kepala saya di penuhi pertanyaan mengenainya. Barangkali dibawa pengunjung atau warga setempat.

Karena rasanya tak mungkin kucing-kucing itu berenang dari satu pulau ke pulau lainnya

Atau kucing itu memburu ikan yang asyik berenang lalu terseret ombak hingga tiba di pulau Larea-rea?

Di pulau yang hanya berpenghuni dua ekor kucing itulah, mahasiswa Universitas Kobe Jepang dan mahasiswa Unhas melepas tawa. Melerai Larea-rea dari kungkungan sepi yang telah sangat ranum.

“Jika menggunakan kapal, bisa ditempuh satu jam lebih, namun jika speed boat, hanya kisaran 20 menit,” tambah Husain, dari Kodim 1424 Hasanuddin Sinjai.

Pernyataan Husain memang terbukti, dibuktikan oleh rombongan Cabang Dinas Kelautan Bosowasi, yang dikomandoi langsung oleh Suhartono, Kepala CKD Bosowai.

Rombongan mereka lebih cepat sampai daripada kami yang naik kapal.

Di-Pulau-Larea-rea,-Mahasiswa-Jepang-dan-Unhas-Lepas-Tawa

KLIK INI:  KPA Mentari Sinjai: Konfigurasi Antara Alam, Seni dan Spiritualitas
Ikut kapal penumpang atau langsung ke Larea-rea

Tak sulit jika ingin ke Larea-rea, berjalan saja menuju pelabuhan Cappa Ujung, kapal-kapal di sana bisa mengantar. Pilihannya ada dua, ikut kapal penumpang atau langsung ke Larea-rea.

Jika ikut kapal penumpang lebih murah, hanya 15 sampai 20 ribu, namun harus ke pulau lain dulu, dari pulau lain yang ada di Kecamatan Pulau Sembilan, kamu bisa menyewa lagi kapal yang akan untuk mengantarmu ke Larea-rea.

Namun jika ingin carter kapal, khususnya speed boat menyentuh angka empat ratusan rupiah.

Hanya jika ingin berkunjung perlu diingat pulau itu hanya akan ramai dikunjungi di hari libur, selepas itu, hanya akan dihuni 2 ekor kucing. Sepi akan menerkam di sana.

Jika ingin berkunjung, tak usah risau oleh lelah atau mabuk laut, sebab begitu sampai di pulau itu, segala lelah dan penat akan raib. Tawamu akan lahir dengan sangat ikhlas saat bermain di lautnya yang di dasarnya dihuni pasir putih yang puitik.

Mahasiswa asal Jepang dan Unhas serta beberapa orang yang ikut, termasuk dari rombongan CKD Bosowasi membuktikannya, tawa mengalir dari mereka, melerai sepi Larea-rea.

Sudah saya katakan di awal tulisan ini, memulainya serupa memulai petualang kecil yang menakjubkan. Kini, setelah kunjungan saya yang tak terduga. Segala perihal tentang pulau itu tumpah ruah dalam ingatan.

Perihal ombaknya yang lembut, pemandangannya yang eksotis, dan anginnya yang melenakan. Jika ingin berkunjung siapkan air minum, upayakan bukan air kemasan plastik sehingga tak menyisakan sampah plastik yang bisa mengabutkan pesona Larea-rea.

Oya, jika boleh saya sarankan, jangan menua sebelum ke Pulau Larea-rea Sinjai.

KLIK INI:  Berwisata dan Berburu Kabut di Seputar Malang Raya, Ini Tempatnya!