Desa Wisata Kahayya, Tempat Tetirah Bagi yang Luka Cinta

oleh -697 kali dilihat
Desa Wisata Kahayya, Tempat Tetirah Bagi yang Luka Cinta
Pemandangan Dsa Kahayya/Foto- Erwin Ningrat/Travelingyuk
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Jika kamu datang tiga belas atau dua puluh satu tahun lalu ke Kahayya, yang kini dicanangkan jadi desa wisata. Kamu akan dapati jalan setapak yang susah ditembus kendaraan motor sekali pun.

Orang-orang yang berkunjung ke Desa Kahayya saat itu harus rela berjalan kaki. Jika ada yang mengendarai motor, orang akan kaget. Tapi sekarang jika ada yang jalan kaki, orang akan bertanya heran, kenapa jalan kaki?

Penyebabnya, jalan ke Kahayya sudah bisa ditembus kendaraan, mobil bahkan sudah lalu lalang, jalan telah di aspal, dan sebagiannya telah dicor.

Desa Kahayya kini masuk dalam pencanangan desa wisata. Sejak berdiri sendiri sekitar tujuh atau delapan tahun lalu, lepas dari induknya, Desa Kindang. Kahayya menjelma serupa remaja yang sedang puber. Berdandang aduhai demi menarik lawan jenis.

KLIK INI:  Begini Peran TNTP sebagai Kawasan Konservasi dan Pendorong Kemajuan Wilayah

Kahayya pun begitu, bersolek demi menarik wisatawan berkunjung dan meningkatkan ekonomi masyarakat, demi menyiapkan diri menjadi desa wisata di Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan

Kahayya memang layak jadi tempat yang dikunjungi, jadi tempat tetirah bagi yang luka cinta, jadi tempat pelarian dari kepuyengan rutinitas, jadi tempat pelarian dari sesak kota yang penuh siasat. Sebab Kahayya dikaruniai pemandangan alam yang eksotis, udara yang bersih, dan masyarakat yang ramah bagi wisatawan.

Sejak di gerbang masuk Desa Kahayya, pengunjung telah disambut pemandangan yang memanjakan mata, begitu menelusurinya. Mata akan membelalak sebab keindahan alamnya.

Nama tanjakan, nama warga

Hawa dingin di sepanjang jalan akan menemani melupakan luka cinta yang sedang melanda hati. Namun, jangan kira jalan menuju Kahayya tanpa tantangan. Di sana ada satu tanjakan yang menakutkan, namanya Tabbina Coko atau Tebing Coko yang cukup menantang.

Nama tebing itu, entah bermula dari dan bagaimana? Puang Coko adalah nama salah seorng warga Kahayya, rumahnya tidak jauh dari tebing tersebut.

Entah yang memulainya menyematkan nama Puang Coko jadi nama tebing tersebut. Namun, sebenarnya hal itu tak terlalu mengagetkan.

Ada satu kebiasaan turun temurun sejak dulu di Desa Kindang, yakni memberi nama tebing (tanjakan) sesuai nama warga yang tinggal di dekat tebing tersebut.

Namun, begitu kamu menaklukkan Tebing Coko, di sebelaha kiri kamu akan disuguhi pemandangan alam yang eksotis dengan aliran sungai Balantieng yang dipagari bebukitan hijau.

KLIK INI:  Menyoal Perbedaan Halal Tourism, Muslim Friendly Tourism, dan Family Friendly Tourism

Bagi kamu yang sedang putus cinta, lalu luka bersarang di hatimu karena ditinggal kekasih. Kamu mengunjungi Kahayya sebagai tempat tetirah. Tempat yang disesaki komposisi bukit dan gunung yang menakjubkan.

Ada banyak tempat yang bisa kamu kunjungi di Desa Kahayya. Desa yang ada diketinggian sekitar 900 hingga 2800 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut.

Jika kamu dari Kota Bulukumba, jaraknya tidak terlalu jauh “hanya” sekitar 40 kilo meter. Meski harus ditempuh dengan jarak puluhan kilo meter, pemandangan dan pengalaman yang didapatkan akan sangat sebanding.

Tawarkan banyak tempat

Begitu sampai, ada banyak pilihan yang bisa dikunjungi, ada puncak Donggia yang terletak di Dusun Tabbuakang. Di Donggia pemandangan dengan gugusan bukit hijau akan melenakan mata, sungai Balantieng mengalir jernih dengan sangat jelas di bawah Donggia.

Pun ada Danau Lurayyah, danau yang eksotis dan masih asri, tempat yang pas bagi kamu yang suka memancing, tapi hati-hati karena kedalaman danaunya belum bisa diprediksi.

Danau Lurayyah memang belum di kelola, masih sangat alami. Belum tersentuh apa pun. Tak jauh dari danau itu, terdapat tempat yang baru di buka, namanya Puncak Lurayyah. Jika kamu berada di atas, kamu bisa menatapi gunung dan bebukitan dengan leluasa.

“Ini dibuka belum cukup sebulan,” kata ilhm salah seorang staf Desa Kahayya. Ketika saya berkunjung ke Puncak Lurayyah beberapa waktu lalu.

Apakah hanya itu, tidak, ada lembah Lannying, sebuah lembah yang bisa dijadikan lokasi camp yang romantis.

KLIK INI:  6 Destinasi Wisata Religi Indonesia yang Menarik Dikunjungi

Tidak berhenti di situ, masih ada Baruttung Tinggia atau air terjun yang tinggi di Gamaccaya.

Masih banyak tawaran tempat yang bisa dikunjungi di desa terdapat sejumlah mata air jernih dan segar itu.

Mata air tersebut bisa ditemui sepanjang jalan menanjak. Jadi, kita pun bisa berjalan sambil minum air segar atau sekedar membasuh wajah dan kepala.

Kahayya, namanya adalah gabungan dua kata, yakni kaha dan yya (baca:iya). Kaha berarti kopi, dan yya pada bagian belakang yang berarti penegasan kata sebelumnya.

Nama Kahayya bisa diartikan kopi kita, bisa juga hanya penegasan sebagai daerah penghasil kopi di Bulukumba. Sebab Kahayya adalah daerah yang ditumbuhi kopi dengan sangat subur sebagai mata pencaharian utama warga yang di dominasi petani.

KLIK INI:  Pulau Lanjukang, Sepetak Harapan yang Mengapung