Dengan Seni, KPS NTB Gugah Kesadaran Kita akan Bahaya Sampah

oleh -182 kali dilihat
Dengan Seni, KPS NTB Gugah Kesadaran Kita akan Bahaya Sampah yang Menakutkan
Aksi hijau/gambar– Koalisi Peduli Sampah NTB
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com –  “Sampah saat ini menjadi momok yang menakutkan dan mengancam kehidupan umat manusia di Bumi. Hal ini tentu saja mengusik ketengan hidup yang kita cita-citakan penuh kedamaian, keindahan, dan yang terpenting membuat kita merasa nyaman hidup hingga nanti beranak pinak di atasnya,”

Saya menemukan status di atas di beranda Yuspianal Imtihan ketika membuka facebook semalam, Senin, 25 Februari 2019.

Statusnya lumayan panjang, empat paragraf disertai dengan gambar berupa pengumuman kegiatan yang akan dilaksanakan.

Saya tertarik dengan status tersebut, karenanya saya langsung menghubungi Yuspianal via inbox. Pesan saya disambut dengan baik, bahkan ia mengirimkan booklet kegiatan yang dinamai Trash Art Project 2019.

Kegiatan ini digagas tim Koalisi Peduli Sampah (KPS) yang terdiri Gema Alam Nusa Tenggara Barat (NTB), Oasistala, dan Seniman Balsem sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan sampah.

KLIK INI:  Cerita Mengesankan dari Bank Sampah The Gade "Temba Nggela" Dompu NTB

“Pada acara ini, kita akan banyak membicarakan sampah sebagai wacana utama, lalu menyaksikan dan mendengarkan secara langsung karya seni yang tercipta dari para seniman lintas media, lintas bidang dan lintas genre yang terpilih mewakili seniman-seniman lainnya yang tengah berhasil merespon isu sampah sebagai ide utama penggarapan karya-karya mereka,” lanjut status Yuspianal.

Acara yang dimaksud dalam status Yuspianal adalah berbasis research action (kaji tindak). Di mana seluruh elemen yang terlibat diharapkan merespons isu sampah sebagai ide kreatif pada proses penciptaan karya yang akan dipresentasikan pada tanggal 27-28 Februari 2019 di Sekarteja, Selong, Lombok Timur, NTB.

Pada kegiatan tersebut akan ada pameran seni rupa dari Lalu Muhammad Syarifuddin, Khairul Fahmi, Musmayadi.

Pembacaan sastra dari Rifat Khan dan Wahyu Nusantara Aji, pemutaran video  karya M. Rizal yang berjudul makan, dan tentu ada musik yang akan dipersembahkan Ahmad Alfian Bakti dan Better Than Us, serta beberapa penampil tamu.

Semua persembahan tersebut akan membahas perihal sampah.

KLIK INI:  Seorang Lelaki dan Pembungkus Siomay di Gerakan Ayo Gowa Bersih

Harus diakui, saat ini sampah menjadi momok yang menakutkan dan mengancam kelangsungan kehidupan di bumi. Menjadi problem yang kompleks, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia

Penanganan sampah yang kurang baik dan bijak bisa menimbulkan dampak yang sangat besar bagi kehidupan di bumi.

Keberadaan sampah yang tidak tertangani dengan baik sangat fatal, sebab akan berdampak bagi kesehatan, ekonomi, sosial dan budaya.

Menimbulkan bau dan mengundang bakteri pathogen juga bibit penyakit.

Untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan kelompok atau individu yang sadar akan bahaya sampah agar bisa ditangani dengan baik.

“Harapannya melalui kegiatan ini muncul kelompok dan individu yang memiliki kepedulian dan jiwa sosial, mandiri, dan swadaya dengan sumbangsih yang sedikit-banyak turut berperan mengentaskan persoalan sampah ini.”

Harapan itu tertuang dalam booklet yang dikirim Yuspianal semalam.

Semalam setelah membaca status Yuspianal, saya melangitkan harapan semoga kegiatan yang akan dilaksanakan itu berjalan lancar.

Membuka mata semua orang agar bisa melihat permasalahan sampah yang semakin mencemaskan.

KLIK INI:  Teologi Ekologis dan Persaudaraan Berbasis Semesta