Delias Rosenbergi, Kupu-Kupu dengan Sayap Menawan Memanjakan Mata

oleh -715 kali dilihat
Delias Rosenbergi, Kupu-Kupu dengan Sayap Menawan Memanjakan Mata
Delias Rosenbergi, Kupu-Kupu dengan Sayap Menawan-Foto/Taufiq Ismail
Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Delias Rosenbergi, kupu-kupu dengan sayap menawan memanjakan mata. Lihatlah salah satu kupu-kupu dari keluarga Pieridae ini. Menarik perhatian siapa pun yang memandangnya.

Paduan warna yang tidak lazim. Sayapnya berwarna kuning dan putih dilengkapi dengan gemerlap pita merah di sepanjang tepi sayap bawahnya. Sayap atasnya berwarna putih dengan pita hitam sepanjang tepian sayapnya.

Bayangan pita merah dari sayap bawahnya nampak tersamarkan. Begitulah perawakan kupu-kupu idaman saya, Delias rosenbergi.

Awal Maret 2020 lalu telah menawan hati. Menjumpainya berkeliaran di bebungaan Lantana Camara di Desa Patanyamang, Camba, Maros. Tak mengabadikan waktu itu karena gerimis dan desakan tanggung jawab pekerjaan.

KLIK INI:  Mengenal Legundi, Tanaman Herbal Beragam Khasiat
Delias Rosenbergi dan pola hidupnya

Pertengahan April 2020 ini, malah saya dihampirinya. Saat hendak shalat, malah bertemu dengan si rosenbergi. Saya sangat senang kala itu, bisa menikmati paduan warna putih, kuning dan merahnya.

Pada saat yang sama Randhi, seorang penyuka fotografi di kota hujan, Bogor, juga mengunggah foto Delias hyparete di halaman Instagramnya. Meski jenisnya tak sama namun pola sayapnya serupa.

Dari komentar unggahan tersebut saya peroleh informasi berharga. Seorang pecinta kupu-kupu asal Gorontalo menerangkan bahwa pakan si kupu menawan adalah benalu (Loranthus sp.).

”Delias rosenbergi sepertinya bertelur pada benalu (Loranthaceae),” tulis @infenarians, di Instagram unggahan @randireyaan.

KLIK INI:  Riuh Kepak Sayap Kupu-kupu Bantimurung yang Berdendang

Saya pun mencari-cari benalu. Saya mulai dari sekitar rumah. Pohon karsen, Muntingia calabura, tak jauh dari rumah, saya telisik. Mencari telur atau pun ulat di benalu yang menempel padanya. Namun, hasilnya nihil.

Belum lagi, sehari sebelumya saya mendapati seekor D. rosenbergi melintas depan rumah. Saya mengejarnya, tetapi tak berhasil. Saya kehilangan jejaknya.

Ia terbang lebih tinggi di balik pepohonan. Tak pernah hinggap, membuat saya tak mampu memperoleh gambarnya. Membuat saya tambah mengidamkannya.

Saat menunaikan tugas piket kantor, saya pun penasaran dengan lokasi temuan rosenbergi beberapa hari sebelumnya. Saya mendongak mencari benalu di antara pepohonan yang rindang belakang kantor. Saya mendapati benalu pada pohon kedondong, Spondias dulcis.

KLIK INI:  Belum-Temenggor, Rumah Berbagai Macam Flora dan Fauna Langka

Terus mendongak, karena si kedondong cukup tinggi. Hingga pada akhirnya saya melihat ada kepompong yang berwarna cerah. Warnanya kuning. Menempel di bawah daun benalu. Cukup melimpah. Setidaknya ada sepuluh buah. Beberapa di antaranya berwarna putih pucat. Sepertinya sudah menetas menjadi kupu-kupu dewasa.

“Wah.. luar biasa,” pikirku. Tumbuhan yang selama ini dianggap sebagai parasit ternyata ada manfaatnya. Jadi ingat perkataan penasehat agama. Bahwa apa yang diciptakan Tuhan di bumi ini pasti ada manfaatnya. Tak ada yang sia-sia.

Saya jadi punya aktivitas tambahan beberapa hari ke depan. Memantau perkembangan si pupa. Memastikan bahwa kepompong yang menempel di benalu adalah bakal dari kupu-kupu Delias rosenbergi.

Perjumpaan di depan rumah

Pada Rabu, 15 April 2020, saya mendapat kejutan. Saya mendapati si betina Delias rosenbergi bertelur. Bertelur di balik daun benalu yang menempel di karsen. Tak jauh dari rumah. Tepatnya di pekarangan rumah tetangga yang tak berpenghuni.

KLIK INI:  Penangkap Kupu-kupu

Kesempatan itu tak saya sia-siakan. Awalnya saya pikir hanya hinggap. Ternyata ia sedang bertelur. Dengan kamera di tangan saya abadikan si dia. Tak mau mengganggunya. Saya memotretnya dari jauh. Kuatir jika mendekat si rosenbergi terusik.

Si kupu menawan itu meletakkan telurnya bergerombol di salah satu daun. Cukup berbeda dengan beberapa kupu-kupu yang selama ini saya amati, sebut saja Graphium agamemnon. Agamemnon meletakkan telunya menyebar.

Jadi, saya mengamati ia bertelur mulai dari beberapa buah telur hingga puluhan. Ia meletakkan telurnya satu per satu. Ia tempelkan anusnya pada daun dan mengeluarkan telurnya. Ia kemudian beristirahat sejenak sekitar beberapa detik. Kemudian kembali mengeluarkan telurnya.

Sang betina kemudian sedikit memanjati lembaran daun benalu itu. Mencari ruang kosong untuk telurnya. Hingga ramailah telur di balik selembar daun benalu itu. Setidaknya 65 buah telur berhasil ia tetaskan.

Tak lama berselang ia pun berlalu. Meninggalkan telurnya. Menitipkan pada alam telur-telurnya. Berharap generasinya akan berlanjut.

Wah, menarik ternyata mengamati siklus hidup kupu-kupu. Bisa belajar dari lingkungan sekitar. Apalagi di zaman pandemik ini. Mengamati siklus hidup kupu-kupu bisa jadi alternatif aktivitas di rumah.

KLIK INI:  No Mow May, Gerakan Tidak Memotong Rumput di Bulan Mei