- Dari Pohon Enau Itu - 01/04/2023
- Kaktus Centong, Tanaman Hias yang Bisa Menjernihkan Air Sungai - 28/03/2023
- Pohon Air Mata - 26/03/2023
Dari Mana ke Mana?
dari mana sampah-sampah itu berasal?
pertanyaan konyol itu terusa saja terulang di kepala
mendobrak-dobrak
ke mana ia akan pergi?
pertanyaan pertama itu, di susul pertanyaan ke dua
aku mondar-mandir, naik turun tangga
memikirkan jawabannya
tapi, lari kosong
ketika kujawab, dari manusia
jawaban itu mencak-mencak
menendang kepalaku hingga pening
saat kujawab dari alam
jawaban itu salto-salto di kepalaku
membenturkannya ke tiang tengah rumah
namun, ketika kujawab dari kerakusan
jawaban itu menyanyikan lagu nina bobo
dengan musik dari degup jantungku
lalu ke mana ia pergi?
kujawab, ke laut
jawaban itu bergermuruh badai
merontah-rontah beringas
aku diam, berpikir keras jawabannya
lalu kutemukan, pergi ke sungai
ke alam, ke, ke ke…
jawaban itu berteriak-teriak
membuat kutu-kutu di kepalaku berlompatan
ke dalam mata
namun, ketika kujawab
ke dalam diri sendiri
kepalaku seperti baru keramas
lalu diolesi minyak kemiri
licin dan harum
Kindang, 25 Juni 2022
–
Panen Lebih Awal
panen jagung lebih awal seminggu dari seharusnya, katamu
kenapa? tanyaku
karena hujan lupa meniriskan dirinya, jawabmu
tak ada lagi pertanyaan
aku menyeruput kopiku
kau memangkas batang jagung
aku tak ingin melihat hujan curah dari matamu yang khawatir
sungai depan rumahmu meluap
merampas jagung kuning
merampas pula pembeli kuotamu
panen kali ini kau siasati
tak mengikuti masa panen di masa lampau
hujan dan banjir tak bisa lagi dikira
bisa datang, bahkan saat kau asyik
menonton goyangan tiktok
pohon-pohon di hulu sepertinya telah tandas
berganti jagung
berganti cabai
dan pedisnya sampai ke halaman rumah
ke mata, lalu ke kuota
aku tak lagi bertanya
kenapa harus panen lebih awal
hujan tak pernah lagi berhenti meneror
membawa banjir
bisa datang merampas jagung
dan napas para petani
sewaktu-waktu
Kindang, 25 Juni 2022
–
Berumah di Mata
di kotamu yang riuh suara klakson
aku berjalan ke matamu
membangun rumah berarsitektur bugis di sana
rumah dari pohon yang di tanam leluhur di kebun
kebun yang kini berubah ladang jagung
ladang yang bisa diterobos sinar matahari
tanpa penghalang
ladang yang lupa cara menyimpan air ketika hujan
kau acap mengeluh tentang panas
saat hujan alpa bertandang
kau yang lihai berkesah tentang banjir
ketika hujan tak reda-reda
kau selalu merindu healing
menyentuh lumut menghijau
memunguti daun kering
menyimak cericit burung
kau terus saja menanam jagung, menabung demi berkunjung ke alam hijau
demi lupa di kotamu tak ada lagi pepohonan
dan aku tetap saja berumah di matamu
dengan kayu dari pohon yang kurampas dari kebun leluhur penuh kerakusan
Kindang, 24 Juni 2022