CAT Nilai Dunia Gagal Perangi Pemanasan Global

oleh -133 kali dilihat
Paris Agreement, Perjanjian Merespons Pemanasan Global dan Fakta Menarik di Baliknya!
Ilustrasi bumi - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – Climate Action Tracker (CAT)  belum lama ini mengeluarkan sebuah penilaian terkait iklim. Penilaian mereka menunjukkan bahwa hampir setiap negara di dunia telah gagal memenuhi tujuan iklim utama.

Tujuan yang dimaksud oleh CAT adalah untuk menjaga pemanasan global agar tidak naik 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

Hal tersebut sesuai dengan isi Perjanjian Paris. Mirisnya, pada laporan itu terungkap jika hanya ada satu negara di dunia ini yang menunjukkan akan mencapai target yang telah ditetapkan.

Menurut sistem peringkat CAT yang baru, hanya negara Gambia yang bisa memenuhi kriteria yang ditetapkan pada Perjanjian Paris.

KLIK INI:  Pengganti Plastik, Piring dan Gelas Ini Dibuat dari Daun Pisang

Negara yang merdeka pada tanggal 18 Februari 1965 itu mencetak keseluruhan kompatibilitas 1,5 derajat celcius. Sementara  negara lain mengalami fase bervariasi dalam upaya  yang lebih dekat untuk memenuhi target iklim Paris.

Sebagian besar tindakan dari negara di dunia selain Gambia dianggap sangat atau sangat tidak cukup memerangi pemanasan global oleh laporan tersebut. Analisis CAT meninjau kebijakan di 36 negara, ditambah dari negara Uni Eropa.

Karena itulah, semua negara maju perlu lebih memperkuat target mereka untuk mengurangi emisi secepat mungkin, menerapkan kebijakan nasional untuk memenuhinya, dan mendukung lebih banyak negara berkembang untuk melakukan transisi.

Selain Gambia, setidaknya hanya ada tujuh negara yang dianggap “hampir cukup” oleh laporan tersebut. Negara-negara ini termasuk Kenya, Costa Rica, Ethiopia, Nepal, Maroko, ,Nigeria dan Inggris.

Sementara negara yang berada di urutan paling buncit pada sistem rating CAT adalah Iran, Singapura, Thailand, Rusia, dan Arab Saudi.

Negara-negara tersebut  ditemukan berada di zona kritis  dalam upaya mereka menuju mencapai kompatibilitas tujuan 1,5 derajat Celcius.

KLIK INI:  Isu Perubahan Iklim Perlu Diinternalisasi dalam Kurikulum Pendidikan
Meresahkan pemerhati lingkungan

Temuan CAT ini telah  meresahkan sebagian besar pemerhati lingkungan. Bahkan aktivis iklim Jerman, Luisa Neubauer menekankan bahwa “penelitian ini seharusnya tidak menjadi momen yang disayangkan.” Namun menurut  Neubauer justru sebaliknya

“Jawaban yang memadai untuk penelitian ini adalah tindakan iklim yang drastis,” katanya.

Penilaian CAT ini merinci ada beberapa bidang yang harus diperbaiki dan itu sangay diperlukan untuk memenuhi tujuan iklim.

Perbaikan yang disarankan, yakni meningkatkan pengembangan energi terbarukan dan membatalkan proyek konstruksi batu bara dan pipa. Tapi langkah itu harus cepat dilakukan agar perubahan dapat datang lebih cepat.

Seperti yang ditunjukkan oleh penilaian tersebut bahwa tenggat target yang paling penting adalah tahun 2030. Di mana pada saat itu emisi global harus dikurangi hingga 50%, dan pemerintah tidak berada di dekat ini.

“Kami memperkirakan bahwa dengan tindakan saat ini, emisi global akan berada pada tingkat kira-kira saat ini pada tahun 2030, kami akan mengeluarkan emisi dua kali lebih banyak dari yang diperlukan untuk batas 1,5°C,” ungkap laporan CAT tersebut.

Bagaimana dengan Indonesia? Jika merujuk pada laporan CAT tersebut, maka Indonesia juga akan kesulitan memenuhi target Perjanjian Paris untuk memerangi pemanasan global.

Sepertinya Indonesia harus belajar dari Gambia—negara terkecil di benua Afrika, yang memiliki luas wilayah hanya 11.000 meter per segi dengan jumlah populasinya hanya 1,8 juta orang.

Sumber: Inhabitat

KLIK INI:  Dari Berbagai Tokoh, Ini Sederet Ungkapan Keresahan tentang Perubahan Iklim