Bunga Euphorbia, Selain Berbunga Ranum Juga Antimikroba hingga Atasi Luka Bakar

oleh -12,937 kali dilihat
euphorbia
Bunga euphorbia - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – Bunga Euphorbia milii merupakan tumbuhan semak dan tegak di atas tanah, yang tingginya dapat mencapai 40–180 cm. Euphorbia milii juga merupakan tumbuhan tahunan.

Euphorbia berkerabat dekat dengan kastuba, sehingga Euphorbia juga adalah jenis tanaman yang peka terhadap cahaya pada malam hari. Adanya cahaya malam hari menjadikan tanaman ini tidak mau berbunga, tetapi akan mempercepat atau memacu tumbuhnya tunas samping.

Umumnya tanaman ini ditanam sebagai tanaman hias dalam pot, pekarangan dan taman-taman. Berdasarkan tulisan Budidaya Tanaman Euphorbia milii (2010), beberapa dibuat sebagai tanaman pagar dan dapat ditemukan di dataran rendah sampai ketinggian 2.300 m di atas permukaan laut.

Dalam buku karya Purwanto yang bertajuk Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Berbunga (2006), Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.

KLIK INI:  Kenikir, Tak Hanya Menawarkan Keindahan, tapi Juga Ragam Manfaat Kesehatan

Nama Euphorbia berasal dari nama Euphorbus, seorang dokter dari Mauritania, Afrika Utara, yang telah berjasa pada rajanya.

Meskipun demikian, beberapa spesies diakui merupakan tanaman asli daerah lain. Misalnya Euphorbia characias subsp. Wulfenii dari Portugal, Euphorbia griffithii dari Himalaya, dan Euphorbia marganita dari Amerika Utara.

Euphorbus yang membawa euphorbia bersosok unik dan berbunga cantik itu menyebar ke Cina dan Thailand. Penyebaran tanaman ini tidak lepas dari jasa pedagang pada zaman kerajaan Sukhothai.

Etnis Cina di Thailand meletakkan euphorbia di depan rumah untuk menghalau roh jahat. Mereka menancapkan dupa serta mengikat tali merah di bagian pot.

Tanaman tersebut dipercaya membawa keberuntungan, kesuksesan dan kemakmuran. Semakin besar dan banyak bunga, semakin beruntung dan sukses pula pemiliknya. (Soedijono dan hartono, 2007)

KLIK INI:  Lili Paris, Tanaman Hias Indoor yang Ampuh sebagai Pembersih Udara
Klasifikasi euphorbia

Adapun klasifikasi dari tanaman yang biasa disebut juga dengan pakis giwang ini sebagai berikut:

Kingdom              : Plantae

Divisi                     : Spermatophyta

Kelas                     : Dicotyledoneae

Ordo                     : Archichlamydeae

Famili                   : Euphorbiaceae

Genus                   : Euphorbia

Spesies                 : Euphorbia milii (Dalimartha, 2003)

Morfologi euphorbia

Berdasarkan Buku Atlas Tanaman Obat Indonesia anggitan Dalimartha (2003), secara morfologi, bentuk batang dari tanaman ini adalah persegi, warna coklat kelabu, berduri kasar, tajam, rapat dan bergetah.

Daun tunggal, bertangkai pendek, berkumpul di ujung batang, bentuknya bundar telur sungsang, tepi rata dan berwarna hijau. Bunga majemuk, keluar dari ketiak daun, bentuk payung dengan warna yang berbeda-beda.

euphorbia milii - redit pinterest
euphorbia milii – Foto/Pinterest

Tanaman ini berbunga sepanjang tahun. Buah kotak, bulat kecil berwarna putih kehijauan. Biji bulat kecil dan berwarna cokelat.

Tanaman ini memiliki beberapa varietas yang sangat memikat. Beberapa bisa dibedakan dari bentuk bunga atau daun yang berbeda seperti pada Euphorbia milii varietas splendens yang memiliki daun yang lebih lebar serta bunga yang lebih besar dari biasanya.

Melalui campur tangan para petani bunga yang terampil muncullah berbagai jenis euphorbia hibrida yang tampil menarik (Kusumayani dan Andoko, 2004).

KLIK INI:  Beragam Jenis Penyakit Tanaman Hias yang Perlu Diketahui
Nama lain Euphorbia milii

Menurut Dalimartha (2003), beberapa nama lain dari Euphorbia milii adalah sebagai berikut:

  • Nama umum: Kaktus pakis giwang
  • Sulawesi Tenggara: Bunga kancing
  • Jawa Tengah: Mahkota duri
  • Sulawesi Selatan: Bunga terkini
  • Inggris: Crown of thorns
  • Nama latin: Euphorbia milii
Syarat tumbuh

Berdasarkan pengalaman penulis yang memiliki Euphorbia di rumah, tanaman ini sangat menyukai sinaran panas matahari secara langsung, secara penulis bertempat tinggal salah satu kabupaten di Jawa Timur yang daerahnya amat panas.

Bunga ini juga tak butuh banyak-banyak air sehingga bisa tetap hidup tanpa penyiraman yang banyak karena tergolong kaktus yang batangnya bisa menyiman banyak air.

Jika diletakkan di bawah naungan, euphorbia hanya akan semarak dengan daun tidak dengan bunga sedangkan jika diletakkan di bawah matahari langsung maka dapat membantu euphorbia tersebut untuk menghasilkan bunga.

KLIK INI:  Tak Hanya Tawarkan Nilai Estetis, Ini Fungsi Lain dari Tanaman Hias

Namun pertumbuhannya juga dipengaruhi oleh banyak faktor, tak hanya penyiraman saja, namun umur tanaman, cuaca, media juga sangat memengaruhi.

Euphorbia yang masih kecil (seedling, setek) membutuhkan air lebih sedikit. Euphorbia remaja yang sel-selnya masih terus aktif membelah membutuhkan air dalam jumlah lebih banyak, untuk mengisi sel-sel tersebut.

Sementara, euphorbia dewasa yang sedang berbunga membutuhkan air lebih sedikit. Pada masa ini tanaman cukup disiram dengan menggunakan sprayer.

Cuaca panas dengan kelembaban rendah dan lingkungan kering menyebabkan air lebih banyak ditranspirasikan. Pada cuaca seperti ini penyiraman dapat dilakukan setiap hari. Sebaliknya, apabila cuaca mendung, frekuensi penyiraman dikurangi.

Euphorbia termasuk tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap suhu udara. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah yang bersuhu hangat pada siang hari hingga dataran tinggi dengan suhu relatif rendah.

Batas suhu yang dapat diterima euphorbia adalah 21-27° C. kisaran suhu di Indonesia, terutama di dataran rendah cocok bagi pertumbuhan euphorbia. Bahkan, kebanyakan euphorbia yang tumbuh di dataran rendah (di bawah 600 mdpl) lebih bagus pertumbuhannya dibandingkan dengan yang tumbuh di dataran tinggi. (Purwanto, 2006).

KLIK INI:  5 Jenis Hama Pengganggu Tanaman Hias Aglonema dan Cara Mengatasinya
Kandungan, Sifat dan Khasiatnya

Tanaman ini memiliki beberapa bagian pada tubuhnya yang biasa dijadikan obat. Pada daun, batang dan bunga diketahui memiliki senyawa saponin dan tannin yang bersifat sebagai antimikroba pada beberapa bakteri. Pada bunga juga diketahui mengandung senyawa flavonoid (Purwanto, 2006).

Sifat dan khasiat pada tanaman ini yaitu pahit, netral dan sedikit toksik. Bunga berfungsi sebagai penghenti pendarahan (hemostatis), sedangkan batang dan daun berkhasiat menghilangkan bengkak, antiradang dan antiseptik (Dalimartha, 2003).

Menurut Jurnal Analis Medika Bio Sains (2018), tumbuhan ini dapat mengobati pendarahan rahim, bisul, radang kulit bernanah (piodermi), luka bakar, dan hepatitis.

Cara Pengobatan 

Pemakaian Kaktus Pakis Giwang untuk mengobati bisul dan radang kulit bernanah berdasarkan buku Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia (1992) yakni dengan melumatkan daun segarnya. Lalu ditambahkan gula merah secukupnya dan ditempelkan ke tempat yang sakit, lantas balur. Ramuan itu sebaiknya diterapkan 2-3 kali satu hari.

KLIK INI:  Tips Sederhana dan Murah Meriah Merawat Tanaman Hias

Untuk penyakit hepatitis, caranya sangatlah mudah. Bersihkan serta potong tidak tebal batang segar kaktus pakis giwang (9-15 gram), rebus dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa satu gelas.

Dinginkan serta saring rebusan itu, lalu tambahkan madu sekadarnya, untuk untuk 2 kali minum. Minum saat pagi serta sore hari, masing-masing 1/2 gelas.

Pakis giwang juga bisa mengobati luka bakar. Caranya dengan membersihkan daun serta batang kaktus pakis giwang secukupnya, lantas potong kecil-kecil.

Tambahkan air hingga seluruh bahan terendam, lantas rebus hingga mendidih hingga 15 menit, sesudah dingin pakai air saringannya untuk membersihkan serta mengompres luka. Pakai obat tradisional sisa luka bakar ini secara teratur, hingga mereda.

Demikian informasi mengenai Euphorbia milii ya, sahabat hijau. Semoga bermanfaat.

KLIK INI:  Tagetes Erecta, Tanaman Hias Herba, Pengendali Hama yang Tak Disukai Nyamuk