Bisnis Daur Ulang Sampah Plastik Semakin Menggiurkan

oleh -2,075 kali dilihat
Bisnis Daur Ulang Sampah Plastik Semakin Menggiurkan
Bisnis Daur Ulang Sampah Plastik Semakin Menggiurkan/foto-Republika
Irhyl R Makkatutu

Klikhijau.com – Daur ulang sampah plastik menjadi bisnis yang  menjanjikan. Namun, harus pintar-pintar memilih jenis sampah plastik yang seperti apa yang bisa didaur ulang.

Indonesia sendiri menghasilkan beberapa jenis sampah plastik, low density polyethlene (LDPE), polyviny chloride (PVC), polystrene (PS), high density polyesthylene (HDPE), polypropylene (PP), dan polyethylene terephthalate (PET).

Dari semua jenis plastik tersebut, jenis PETlah yang paling memiliki nilai ekonomis tinggi. Menariknya menurut Siti Salamah dan Maryudi dalam Wahyuni (2019) bahwa data yang ada mengatakan bahwa setiap 100 toko memproduksi sampah plastik sebesar 10,95 juta ton sampah pertahun.

Jenis sampah plastik yang mengalami penumpukan saat ini sangat bervariasi, salah satu yang terbanyak adalah jenis polyethylene terephtalate (PET).

KLIK INI:  Perihal RUU Omnibus Law yang Mencemaskan, Begini Penjelasan KLHK!

Jenis PET adalah plastik yang cukup ramah lingkungan dan mudah didaur ulang dibanding dengan jenis plastik lainnya. Hal itu diakui oleh Ketua Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) Christine Halim.

“Sebetulnya kemasan plastik sebisa mungkin harus dapat didaur ulang agar tidak mencemari lingkungan. Seperti jenis plastik PET, yang memiliki karakteristik lebih ramah lingkungan dan mudah didaur ulang berkali-kali dibandingkan plastik jenis lainnya. Botol PET juga bisa diproses 100% menjadi produk berharga, sehingga tidak perlu ada pembatasan ataupun larangan penggunaannya,”  ungkap  Christine Halim seperti dikutip dari mediaindonesia.

PET merupakan plastik yang  biasa digukanan untuk botol kemasan air mineral, botol minyak goreng, botol obat, dan botol kosmetik.

Inilah yang menjadikan PET memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Karena tidak hanya bisa didaur ulang sekali saja, tapi bisa hingga 50 kali. Hal ini pula yang menyebabkan sehingga plastik jenis PET dianggap lebih ramah lingkungan karena bisa mengurangi bahan baku produksi.

Apalagi PET bisa dijadikan bahan baku pirolisis  yang secara tidak langsung juga terkonversi sebagai energi terbarukan yang dikenal dengan konsep waste to energy (WtE).

Namun, di tangan Christine daur ulang sampah plastik PET bisa menghasilan tiga produk, yakni dakron sintetis, biotektile serta kantong plastik re-usable. Untuk produk jenis biotekstile biasanya merupakan bahan baku pembangunan infrastruktur.

KLIK INI:  Jaga Fungsi Hutan, Solusi Cegah Bencana Banjir

Christine dalam sehari bisa mendaur ulang sampah plastik   sekitar 85 ton sampah botol plastik. Sampah-sampah tersebut diperolehnya dari hasil kerjasama dengan para pengepul sampah plastik.

“Jadi rantai ekonominya pun tidak terputus,” lanjut dia.

Dukungan Pemerintah

Untuk urusan daur ulang sampah plastik, Indonesia patut berbangga karena bisnis daur ulang Indonesia jauh lebih dibandingkan dengan negara tetangga.

Hasil kreasi daur ulang Indonesia telah banyak  banyak yang diekspor ke luar negeri. Negara tujuannya adalah Tiongkok, Korea, dan beberapa negara lainnya.

Bahkan data ADUPI pada 2018, dari konsumsi plastik sekitar 3-4 juta ton per tahun, bisnis daur ulang bisa mencapai 400 ribu ton per tahun.

Melihat ‘cerahnya’ bisnis daur ulang sampah plastik Indonesia. Maka pemerintah memang perlu meliriknya. Selain bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, juga bisa menyelamatkan Indonesia dari kepungan sampah plastik.

Karena itu, menurut Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Novrizal Tahar, mengatakan pihaknya sangat mendukung seluruh pihak untuk melakukan daur ulang sampah khususnya sampah plastik.

KLIK INI:  Keberagaman Karakteristik Hutan Membuatnya Lebih Tangguh dan Produktif

“Terutama PET kalau dikelola dengan baik, memiliki nilai ekonomi cukup tinggi,” katanya.

Novrizal menambahkan bahwa pihaknya berupaya mendorong daur ulang sampah yang juga dapat menciptakan ekonomi alternatif bagi masyarakat. Dan itu merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan sampah plastik di masyarakat.

“Pemerintah selalu sampaikan ada tiga pendekatan yang simultan. Pertama, pembatasan penggunaan plastik, kedua kita mendorong ke arah sirkular ekonomi, dan ketiga kita mendorong peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengelolaan limbah sampah,” jelasnya

Untuk mendorong agar daur ulang sampah plastik terus menggeliat, Christine menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat dalam memperlakukan sampah plastik. Kesiapan industri Industri daur ulang plastik di Indonesia saat ini telah berkembang pesat, bahkan dapat menembus pasar ekspor.

Namun, meski daur ulang cukup menjanjikan secara ekonomi, khususnya daur ulang plastik jenis PET. Akan lebih baik jika menghentikan kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai, meski itu jenis PET. Karena tidak semua bisa ditemukan untuk didaur ulang. Ada yang terbuang begitu saja di lingkungan.

KLIK INI:  Gugatan Karhutla KLHK Atas PT AUS Dikabulkan PN Palangkaraya