Binturong, Musang Besar yang Mirip Kucing dan 5 Fakta Unik Tentangnya

oleh -2,100 kali dilihat
Binturong, Musang Besar yang Mirip Kucing dan 5 Fakta Unik Tentangnya
Binturong, satwa dilindungi yang terancam punah akibat perdagangan liar - Foto/Pixabay

Klikhijau.com – Binturong (Arctictis binturong), dijuluki musang besar karena ukuran tubuhnya termasuk yang paling besar di keluarga musang (Viverridae).

Penampakannya juga sangat unik karena memiliki kemiripan dengan kucing atau beruang. Bahkan, bentuk ekornya yang panjang juga menyerupai anjing.

Tubuhnya bisa memanjang hingga 95 cm dengan berat antara 6 kg sampai 14 kg bahkan lebih. Fauna ini memiliki bulu atau rambut panjang di bagian tubuhnya. Warnanya hitam kecoklatan. Bagian rambut paling lebat terutama di bagian ekornya yang mendekati pangkal.

Satwa liar ini tersebar di sejumlah wilayah Asia antara lain: Kamboja, China, India, Laos, Bangladesh, Malaysia, Vietnam dan Thailand. Di Indonesia, spesies ini banyak dijumpai di Jawa, Nias, Riau, Sumatera dan Bangka.

Dalam bahasa Melayu, ia dinamai menturung atau menturun, sedangkan di China dinamai Xiong-Li. Berikut 5 fakta menarik lainnya dari fauna menggemaskan ini selain penampakannya yang mirip kucing:

KLIK INI:  Gakkum KLHK Gagalkan Perdagangan Ilegal Gading Gajah dan Opsetan Harimau
  • Sering dianggap berkaki lima

Fauna ini sering dinamai hewan berkaki lima. Hal itu karena ekornya yang panjang juga dapat berfungsi sebagai kaki kelima saat memanjat atau berpegangan di pepohonan. Keunikan lainnya adalah ia memiliki semacam kelamin palsu pada binturong betina.

  • Termasuk satwa terancam punah dan dilindungi

Penampakan dan sifatnya yang baik dan menarik membuatnya disukai banyak pencinta fauna. Hal ini pula yang memicu penurunan populasinya setiap waktu akibat perdagangan ilegalnya di mana-mana.

Di Cina, fauna ini tergolong kategori sangat kritis. Di Malaysia dan Indonesia, binturong termasuk langka dan dilindungi.

Status binturong sebagai fauna dilindungi diatur dalam Peratura Menteri LHK Nomor P92 tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20 tahun 2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

Jenis ini masuk dalam daftar merah IUCN dengan status rentan (Vulnerable, VU), dan daftar CITES dengan status Appendix III.

KLIK INI:  Kura-kura Moncong Babi dan Habitatnya yang Terancam Punah
  • Hidupnya tergantung pada pepohonan

Berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian, satwa liar ini dikenal sangat tergantung pada pepohonan. Ketergantungannya pada pohon sangat tinggi karena binturong merupakan jenis satwa arboreal.

Pohon dapat dijadikan sebagai tempat istirahat, menarik perhatian untuk kawin dan mencari makan (Murali et al. 2013). Menurut Choudhury (1997), pohon dengan tutupan tajuk yang baik sangat disenangi oleh binturong.

Wajar saja bila satwa ini dikenal sangat terampil memanjat bahkan menghabiskan waktu tidurnya di atas pohon dengan kuat. Meski identik dengan pohon, ia juga punya keahlian turun ke tanah yang membuatnya piawai berpindah-pindah.

  • Tergolong spesies kunci di hutan

Binturong dikenal sebagai spesies kunci di dalam suatu ekosistem hutan. Kemampuannya dalam menyebarkan biji buah ara memberikan pengaruh yang sangat krusial dalam kehidupan ekosistem hutan. Selain sebagai penyebar biji, Binturong juga bertugas sebagai pengontrol populasi satwa yang diburunya. Keberadaannya dapat menjadi indikator sebuah hutan yang masih baik dan terjaga.

  • Memiliki aroma khas yang misterius

Spesies ini memiliki kekhasan yakni mengeluarkan aroma atau bau misterius yang menyerupai popcorn yang dipanaskan dengan margarin, jantan lebih tajam aromanya ketimbang betina.

Nyatanya, bau ini berasal dari air seninya yang ia keluarkan setiap saat di mana ia beredar. Uniknya, aroma ini bahkan dijadikan penandah atas wilayah kekuasannya.

Nah, sungguh menarik bukan dengan satwa liar satu ini? Mari menjaga kelestariannya!

KLIK INI:  Dua Penadah Perdagangan Satwa Dilindungi Diringkus Gakkum LHK Wilayah Sulawesi