Berkenalan dengan Burung Gosong Kaki Merah yang Tak Bisa Mengerami Telurnya Sendiri

oleh -12 kali dilihat
Burung gosong kaki merah-foto/Ist

Klikhijau.com – Gosong kaki-merah merupakan burung dari suku Megapodiidae atau burung dengan kaki besar.  Burung bernama ilmiah Megapodius reinwardt ini juga dapat disebut “reptil berbulu burung”.

Bagaimana tidak, burung dari ordo Galliformes  ini memiliki sifat atau perilaku seperti reptil dalam proses berkembang biak.

Burung ini hidup di lantai hutan ini akan mengubur telurnya di kumpulan serasah atau di dalam pasir yang telah mereka gali.

Telurnya yang berukuran 2-3 kali lipat dari telur ayam ini akan ditinggalkan dan tidak dierami oleh induknya. Proses penetasannya hanya mengandalkan suhu alami dari lingkungannya.

KLIK INI:  Pernah Dianggap Punah, 6 Satwa Ini Hidup Kembali di Habitatnya

Burung ini akan membangun gundukan sarang seperti bukit kecil yang berfungsi sebagai tempat menetaskan telurnya (Oktavianus dkk., 2017).

Setelah menetas, anakan gosong sudah bisa berjalan, berlari, terbang, sampai mencari makan sendiri, tanpa di temani oleh induknya. Anggota tubuh anakan gosong ini sudah sempurna, kaki sudah kuat, mata sudah dapat dibuka dan melihat, tubuh dan sayap juga sudah bisa terbang karena sudah ditumbuhi bulu.

Proses ini sangat berbeda dengan jenis avifauna lainnya, di mana anak yang baru menetas belum tumbuh bulu dan masih jaga oleh induknya.

KLIK INI:  Berbuah Sekali Setahun, Langsat Membawa Manfaat Kesehatan yang Memukau
Sebaran gosong kaki merah

Sebaran alami gosong kaki-merah sangat luas, mulai dari kawasan Wallacea dan Papua sampai Australia. Kawasan Sunda Besar juga dapat dijumpai jenis ini, yaitu di Cagar Alam (CA) Pulau Saobi. Keberadaan burung gosong kaki-merah di Cagar Alam Pulau Saobi tersebar merata diseluruh kawasan.

Pulau Saobi  terletak di Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur merupakan kawasan cagar alam yang sudah berusia hampir satu abad. Kawasan konservasi ini ditunjuk pada tanggal 25 Oktober 1926 berdasarkan SK. GB No. 83 Stbl. 469 dan telah dilakukan penetapan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sesuai SK. Nomor: 4640/Menlhk-PKTL/KUH/2015. Potensi keanekaragaman hayati yang dimiliki oleh kawasan seluas 4336,826 hektare diantaranya adalah burung gosong kaki-merah Megapodius reindwardt.

KLIK INI:  Catat, Jadwal Nicholas Saputra Berbicara tentang Satwa Liar di Indonesia!

Burung gosong kaki-merah merupakan burung soliter dan cenderung  menghindari keberadaan spesies lainnya termasuk manusia. Ketika didekati, burung ini akan segera terbang atau berlari ke dalam hutan. Hal itu menyebabkan burung ini susah untuk ditemui secara langsung.

Untuk sarangnya, burung gosong kaki merah berbentuk gundukan sehingga mudah untuk dikenali.

Ketinggian sarang bervariasi, mulai dari 0,5 m sampai dengan ketinggian 3 m. Hal tersebut sedikit berbeda dengan karakteristik sarang burung maleo senkawor Macrocephalon maleo yang bentuk sarangnya relatif datar dan telurnya dikubur di bawahnya meskipun masih dalam satu suku.

Selain itu, keberadaan sarang burung hitam berkaki merah ini umumnya di sekitar pohon yang mempunyai ukuran besar atau tajuk yang lebar.

KLIK INI:  Kayu Eboni, Endemik Sulawesi dan 5 Fakta Menarik Tentangnya

Saat ini, jumlah burung gosong kaki merah berdasarkan hasil monitoring terakhir yang dilakukan pada tahun 2024 melalui pendekatan keberadaan sarang aktif, didapatkan bahwa sebaran sarang aktif ditemukan sebanyak 89 sarang.

Lokasinya relatif lebih banyak di jumpai di bagian timur wilayah CA. Pulau Saobi. Keberadaan sarang aktif banyak dijumpai di pinggir kawasan khususnya yang berdekatan dengan pantai.

Hal tersebut sangat beralasan karena salah satu struktur pembentuk sarang burung gosong kaki merah adalah pasir. Jumlah populasi gosong kaki-merah sekitar 190 individu dengan kepadatan populasi mencapai 0,435 individu/Ha. Populasi tersebut semakin bertambah setiap tahunnya.

KLIK INI:  Kencana Ungu, Bunga Teman Bermain di Masa Kecil yang Kaya Manfaat