Bali Terancam Mengalami Intrusi pada 2025, Bagaimana di Kota Anda?

oleh -198 kali dilihat
Bali Terancam Mengalami Intrusi pada 2025, Bagaimana di Kota Anda?
Salah sati ikon Bali/foto-The Telegraph
Irhyl R Makkatutu

[hijau]Kota-kota terancam tanpa air tawar[/hijau]

Klikhijau.com – Pada tahun 2025, Bali diperkirakan akan kehabisan air tawar akibat ketiadaan air tanah. Akibatnya, air laut menembus lapisan air tanah atau yang disebut intrusi.

Penyebabnya adalah berkembang pesatnya industri pariwisata yang terlalu menguntungkan (segelintir orang). Setiap harinya, tiga juta liter air atau sekitar 60% dari total konsumsi air di Bali digunakan untuk keperluan industri pariwisata.

Jumlah itu tentu saja sangat banyak jika dibandingkan dengan konsumsi air untuk keperluan rumah tangga yang hanya 100 ribu liter setiap harinya. Air sebanyak itu diambil dari tanah.

KLIK INI:  Air Sungai Batahan Berbau Menyengat Akibat Tercemar Limbah Kelapa Sawit?
Defisit air dan lingkungan yang rusak

Kebutuhan air yang berlebihan akibat pariwisata seolah tak terbendung lagi. Defisit air terjadi karena kebutuhan air lebih besar dari ketersediaan.

Hal ini semakin diperparah dengan semakin berkurangnya lahan terbuka hijau di Bali yang disebabkan oleh pesatnya pembangunan hotel, vila, maupun infrastruktur pendukung seperti jalan raya.

Jika eksploitasi air tanah yang tinggi dibarengi dengan berkurangnya lahan terbuka hijau, maka ketersediaan air tanah akan berkurang dan menyebabkan terjadinya intrusi air laut.

Sementara itu, daerah yang berpotensi mengalami kekeringan adalah Kabupaten Buleleng, Karangasem bagian Utara, Klungkung bagian Selatan dan Badung bagian Selatan.

Berdasarkan kajian PPLH Universitas Udayana Tahun 2019, dikatakan ketersediaan air di Bali sebanyak 4.720.888.187 m3/tahun. Tingkat ketersediaan air ini ditentukan oleh 3 faktor, yaitu curah hujan, koefisien limpasan dan luas wilayah.

KLIK INI:  Suhu Bumi Naik, Risiko Kekurangan Pangan Mengintai di Masa Depan

Sedangkan, ketersediaan air tergantung dari potensi air hujan, potensi air permukaan, dan potensi air tanah.

Curah hujan rendah biasanya terjadi pada bulan Juli, Agustus (puncak terendah) dan September. Sedangkan potensi air permukaan, yaitu 4.965,2 juta m3/tahun.

Potensi terbesar ada di Tabanan, yaitu sebesar 1.125,7 juta m3/tahun dan terkecil di Denpasar, yaitu 126,8 juta. Potensi cadangan air permukaan untuk empat danau yang ada di Bali yaitu 1007,90 juta m3.

Sementara itu, potensi air tanah sebanyak 391,8 juta m3/tahun, yang terbesar ada di Tabanan. Sedangkan penggunaan air tanah terbesar untuk irigasi ada di Kabupaten Jembrana, Karangasem dan Buleleng. Pemanfatan air tanah untuk PDAM ada di Kabupaten Gianyar.

Sementara itu, kebutuhan air untuk pertanian termasuk sawah mencapai 3.672 juta m3/tahun. Kehutanan 1.031,20 juta/tahun, domestik 107,65 juta m3/tahun, industri 22,08 juta m3/tahun, hotel dan restoran 16,58 juta m3/tahun, fasilitas umum dan pemerintah 25,12 jt m3/tahun. Sehingga, total kebutuhan air untuk semua kebutuhan mencapai 5.396 juta m3/tahun.

KLIK INI:  Losari di Antara Aroma Pisang Epe, Sampah, dan Bau Busuk

Bali terancam mengalami intrusi bila tak ada langkah antisipasi yang serius. Fakta ini boleh jadi terjadi di banyak daerah di Indonesia seiring laju pertumbuhan dan pembangunan.

Cara melestarikan air tanah

Dikutip dari ilmugeografi.com, berikut adalah beberapa cara melestarikan air tanah :

  • Melindungi lingkungan sumber air tanah

Cara melestarikan air tanah yang pertama yakni melindungi lingkungan sumber air tanah. ( Perlindungan tersebut dimaksudkan agar air tanah terhindar dari berbagai faktor pencemaran air seperti sampah dan zat kimia berbahaya. Dengan melindungi sumber air tanah dari pencemaran, maka air tanah dapat terjaga kelestariannya.

  • Melakukan konservasi air tanah

Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan membuat sumur resapan. Sumur resapan ini berfungsi untuk sebagai resapan air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Dengan adanya sumur resapan, air hujan akan terserap dengan cepat ke dalam tanah dan tidak menimbulkan genangan di permukaan. Selain itu, manfaat sumur resapan yakni dapat dijadikan sebagai cadangan air saat musim kemarau.

  • Tidak menimbun sampah di dekat sumber air tanah

Menimbun sampah atau membuka tempat pembuangan akhir sampah di dekat sumber air tanah dapat merusak kebersihan air tanah. Ketika tibunan sampah terkena air hujan, maka air hujan akan membawa kotoran- kotoran yang kemudian terserap ke dalam tanah. Air tanah bisa saja menjadi keruh, tidak jernih lagi dan berbau tak sedap . Oleh sebab itu, kita tidak boleh menimbun sampah di dekat sumber air tanah agar kebersihan air tanah tetap terjaga.

KLIK INI:  Kurangi Pencemaran Udara, KLHK Perkenalkan Konsep dan Manfaat Eco Driving

Masih berhubungan dengan sampah, hendaknya kita bisa mengurangi produksi sampah dengan cara mendaur ulang sampah terutama sampah plastik. Sampah plastik membutuhkan waktu puluhan tahun agar terurai. Hal ini dapat mencemari sumber air maupun tanah itu sendiri. Kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi produksi sampah yakni membawa tas belanja sendiri ketika hendak ke pasar, mengurangi pembelian produk- produk yang menggunakan banyak plastik dan membawa air minum sendiri ketika bepergian.

  • Menggunakan air tanah secara bijak

Setiap orang harus bijak dalam menggunakan air. Kita tidak bisa mengeksplorasi air tanah secara berlebihan karena dapat mengancam kelestarian air. Kita bisa melakukan penghematan air di mulai dari rumah sendiri. Beberapa contoh kegiatan menghemat air yaitu menutup keran secara rapat setelah digunakan untuk menyiram bunga atau mencuci piring, tidak membuka keran secara longgar ketika mengalirkan air tanpa menampungnya dan tidak boros air ketika mandi atau mencuci pakaian. Dengan menghemat penggunaan air di rumah, maka kelestarian air tanah bisa tetap terjaga dan kita terhindar dari bencana kekeringan saat musim kemarau.

  • Mengurangi penggunaan zat kimiawi

Bahan kimia yang terlarut di dalam air bisa terserap ke dalam tanah dan akhirnya mencemari sumber air tanah. Air tanah yang ada tidak dapat digunakan karena tercemar oleh zat kimia. Jika sumber air tercemar maka yang akan mengalami kerugian adalah manusia itu sendiri.

KLIK INI:  Bencana Karena Krisis Iklim Terjadi Setiap Pekan, Ini Imbauan PBB!

Manusia bisa saja kekurangan sumber air bersih. Tidak hanya manusia, hewan ternak juga akan kekurangan air, tanaman di lahan pertanian juga akan mengalami kekeringan. Jika sudah demikian, lagi- lagi manusia yang mengalami kerugian.

  • Melakukan edukasi pada masyarakat

Berbagai permasalahan tentang air seperti kekurangan air bersih dan pencemaran air disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah ketidakpahaman masyarakat tentang cara melestarikan air. Oleh karena itu, masyarakat perlu mendapatkan edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian air.

Edukasi tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan dan seminar- seminar baik untuk masyarakat perkotaan maupun penduduk di desa. Masyarakat juga dapat diajak untuk bergotong royong melakukan kerjabakti membersihkan lingkungan dari sampah yang mencemari air tanah. Dengan demikian, kesadaran masyarakat akan mulai terbangun dan dapat berperan aktif dalam melestarikan sumber air.

  • Melindungi dan melestarikan hutan

Seperti yang telah kita pahami, bahwa hutan memiliki peran penting dalam ketersediaan air tanah. Akar- akar pohon di hutan dapat membantu menyerap air hujan yang jatuh di tanah. Air tersebut disimpan dan dapat dijadikan cadangan air ketika musim kemarau. Apabila hutan gundul, maka kita sendiri yang akan kesulitan memperoleh air bersih.

KLIK INI:  Mendengar Jeritan Ribuan Hiu dalam Jeratan Sampah Plastik di Laut

Untuk itu, kita harus melindungi hutan dari penebangan pohon secara liar dan juga kebakaran hutan. Rehabilitasi hutan yang rusak perlu dilakukan secara berkelanjutan. Setiap orang juga bisa memulai menanam pohon di rumah dan di lingkungan tempat tinggal. Berbagai kegitan yang kita lakukan untuk melindungi hutan sama saja melestarikan keberadaan sumber air bersih.

  • Melakukan perawatan pipa air

Agar air tanah dapat digunakan, maka air harus dipompa dari dalam tanah dan dialirkan menuju ke permukaan. Untuk mengalirkan air, masyarakat biasanya menggunakan pipa. Pipa- pipa yang digunakan untuk mengalirkan air harus dirawat secara berkala. Perlu dilakukan pengecekan pada pipa secara rutin untuk mengetahui kondisi pipa. Jika ada pipa yang bocor atau rusak maka harus segera diganti.

Apabila tidak melakukan pengecekan terhadap pipa air, kita tidak akan tahu jika ada pipa yang bocor. Pipa yang bocor ini bisa menyebabkan pemborosan air. Air yang keluar dari lubang pipa bocor akan terbuang secara sia- sia, padahal kebutuhan air sangatlah banyak. Hal itu akan mempengaruhi kuantitas air sehingga kita bisa saja mengalami kekurangan air.

KLIK INI:  Akibat Perubahan Iklim, Gunung Denali Terancam Dibanjiri 60 Ton Tinja Manusia