Klikhijau.com – Setiap kali touring ke daerah mana pun, hal paling menyenangkan bagi saya adalah menyambangi masjid-masjid. Ada kebahagiaan tersendiri bila berkesempatan mampir beribadah di setiap masjid itu, sembari mempelajari bagaimana kebiasaan masyarakat sekitarnya menjadikan masjid sebagai pusat kebudayaan.
Ketika sedang berada di Pattaya Thailand beberapa bulan lalu, saya terkesima dengan sebuah masjid otentik namanya Toatillah Masjid yang terletak tak jauh dari pusat wisata Pattaya.
Di masjid itu, terdapat sarana berwudhu yang sangat bersih, tempat istirahat, ruang bermain anak bahkan ada tempat berdiskusi.
Setiap ruang di masjid itu tidak hanya merepresentasi suatu etinisitas khas Thailand, tetapi juga menunjukkan suatu kesan bahwa masjid itu sangat humanis, bersahaja. Tempat wudhu dan toiletnya bersih seolah menggambarkan etos jamaahnya yang komitmen terhadap hidup sehat.
Ketika masuk ke ruang utama masjid, saya terkejut karena ruangannya yang adem dengan jendela terbuka. Buku-buku dan kitab-kitab terpajang di beberapa sisi masjid menggoda gairah membaca saya.
Seusai shalat, saya mencoba mendekati rak-rak buku yang terbuka itu dan membaca sekilas di sana. Saya pun terkejut, ketika menyaksikan ada sekitar tujuh orang sedang berdiskusi dengan bahasa Thailand. Seorang diantaranya membuka sebuah buku tebal, yang lain mendengarkan dan sesekali terjadi tanya jawab.
Begitu keluar dari masjid, saya menjumpai sebuah ruang khusus dimana seseorang sedang membaca Al-Quran sembari duduk di atas kursi plastik. Rupanya, itu adalah ruang khusus membaca Al-Quran.
Saya kagum dengan suasananya dan terutama lingkungan masjidnya yang bersih. Muslim Thailand yang minoritas itu sangat ramah, mereka memanen nikmatnya beribadah di masjid istimewa itu.
Saat pulang ke tanah air, ingatan saya tentang Toatillah Masjid terus terbayang. Saya bercerita pada banyak orang tentang daya tarik masjid itu. Setiap ke daerah, saya pun selalu terpikir dapat mampir di sebuah masjid yang menarik nan menyenangkan.
Jujur, tidak banyak rupanya masjid yang dikelola baik memenuhi standar bersih, sehat apalagi ramah lingkungan. Lihat saja, berapa banyak masjid yang pernah Anda kunjungi yang toilet dan tempat berwudhunya benar-benar bersih?
Tidak sedikit masjid yang membuat kita terganggu secara psikologis karena kamar mandinya yang jorok tak terurus. Sebuah pertanda serius bahwa jamaah masjid itu tidak memiliki etos ke-Islaman yang kuat alias gagal menerjemahkan nilai-nilai agama itu sendiri.
Perihal ini, saya selalu penasaran mencari tahu jawabannya dengan mendiskusikannya pada kawan-kawan, mengapa banyak masjid menelantarkan toilet dan tempat wudhunya hingga kotor?
Jawabannya, bisa karena masjid tersebut tidak dikelola secara baik dan tanpa manajemen kebersihan. Atau karena ketidakpeduliaan pengurus masjid dan jamaahnya yang barangkali menganggap bahwa kebersihan di luar masjid terpisah dari masjid.
Apa pun itu, menurut saya, masjid sejatinya bisa dikelola senyaman mungkin, sebab masjid adalah ruang publik (public space) yang sekaligus menjadi pusat pertemuan dan pembelajaran.
Ini baru satu sisi saja yakni dari aspek kebersihan dan kenyamanan dari masjid itu. Bagaimana perihal konsep ramah lingkungan di dalam masjid?
Kita tahu bahwa aktivitas di dalam masjid cukup tinggi dan berkaitan dengan penggunaan sumber daya air, listrik, sanitasi, dan lainnya. Ini juga berkaitan dengan perilaku kebersihan dan penanganan sampah di masjid.
Oleh sebab itu, konsep ecomasjid yang dikampanyekan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejatinya dapat diterapkan di masjid-masjid di Indonesia.
Dikutip dari buku “Ecomasjid: Dari Masjid Memakmurkan Bumi” (2017), dijelaskan bahwa masjid ramah lingkungan (ecomasjid) adalah tempat beribadah yang mempunyai kepeduliaan terhadap lingkungan.
Keberhasilan menciptakan kehidupan yang ramah lingkungan merupakan penjelmaan dari hati bersih dan pikiran jernih umat beragama demi menciptakan suasana yang asri, nyaman, aman sentosa: boldatun thayyibatun wa Eobbun Ghofur.
Pendeknya, masjid dapat dijadikan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat agar memiliki kecintaan pada kelestarian lingkungan.
Masjid dapat dijadikan sebagai tempat strategis membangkitkan kesadaran ekologis ummat, betapa membangun keseimbangan dan kelestarian lingkungan adalah tugas utama kita sebagai manusia.
Masjid yang bersih dan ramah lingkungan adalah wujud kesyukuran dan kecintaan kita pada Ilahi. Dengan begitu, bagaimana mungkin kita betah beribadah di suatu masjid, sementara lingkungan masjid itu bersahabat dengan alam semesta?
