Ada Sampah Mirip “Genderuwo” di Dermaga Kayubangkoa Saat Aksi WCD

oleh -397 kali dilihat
Ada Sampah Mirip “Genderuwo” di Dermaga Kayubangkoa Saat Aksi WCD
Ada sampah mirip genderuwo di dermaga Kayubangkoa/Foto-Ist

Klikhijau.com – Hari mulai menanjak saat peserta aksi World Cleanup Day (WCD) 2019 Makassar mulai berpencar di Dermaga Kayubangkoa. Orang-orang lalu lalang sangat ramai, tetapi semangat peserta aksi tiada surut.

Tak jauh dari dermaga, peserta aksi mulai menjejaki sampah-sampah plastik yang tampak jorok dan berantakan. Satu persatu, sampah plastik dipungut dan dimasukkan ke dalam karung.

Bukan perkara gampang. Selain jorok dan sebagian berlumut karena tertimbun lama dalam pasir berair, sampah plastik itu pun menghembuskan aroma tak sedap.

Tidak sedikit sampah plastik yang tak lagi bisa dikenali karena telah menyatu dengan beragam jenis plastik. Ada yang bisa dipungut dengan mudah, tetapi sebagian besar memerlukan tenaga ekstra dan kerjasama untuk mengangkatnya.

KLIK INI:  Bersatunya Relawan Anti Plastik di Pantai Losari Rayakan WCD 2019
Sampah dalam tanah dan wajah kita

Kejadian mengejutkan itu pun terjadi persis di pinggir dermaga yang berbatasan dengan beton penyangga. Peserta aksi yang kebanyakan mahasiswi dikagetkan dengan sebuah penampakan sampah aneh. Tampak seperti sebuah kain yang telah bercampur dengan pampers dan kantong plastik.

Namun, saat ditarik, sampah satu ini tidak bisa bergerak. Keras dan kokoh seolah telah berakar dan menancap ke dalam tanah. Sehingga memerlukan tenaga khusus menariknya. Empat mahasiswi dari Universitas Bosowa Makassar pun harus berjibaku menariknya.

Perlu tenaga dan waktu lama menariknya. Sebelum mereka memotong sebuah tali yang menghalangi menggunakan pisau, sampah aneh itu sama sekali tak bergeming. Perlu sedikit cara dan kerjasama untuk menariknya ke permukaan.

Dan betapa terkejutnya, sampah yang tertarik mirip “genderuwo” alias hantu jadi-jadian. Amburadul berantakan seperti hantu dengan tubuh terkoyak. Menyebalkan melihatnya, tetapi ada kepuasan tersendiri berhasil menghempasnya ke dalam karung.

KLIK INI:  LPPM ITB dan Econatural Latih Warga di Selayar Olah Sampah Plastik Jadi Produk Bernilai

Para mahasiswa geleng-geleng kepala, jenis sampah apa gerangan? Semua sudah tak teridentifikasi lagi secara jelas. Pastinya, sampah mirip “genderuwo” ini sepertinya sudah tertimbun tahunan dalam tanah. Ia tak hancur, ia tetap utuh walau berubah bentuk karena bercampur baur dalam tanah.

Ini hanya satu diantara sampah-sampah yang sulit terangkat saat WCD pagi ini di Dermaga Kayubangkoa dan di pantai Losari. Bahkan saat saya dan kawan lainnya mencoba bergerak ke balik jembatan, sampah plastik tampak berkubang di sana, tiada terkira banyaknya. Sebuah pemandangan mengagetkan yang sekaligus mencemaskan.

Sulit membayangkan, bagaimana bisa tumpukan plastik itu berkumpul di sana. Dari penampakannya, bisa ditebak kalau usia plastik-plastik itu, sebagian besar sudah tahunan. Semua menyatu dan tersesak di balik dermaga. Pemandangan tak elok itu seolah mewakili kebiasaan dan budaya kita memperlakukan sampah.

“Akan jadi apa negeri kita ke depannya, bila kita terus menjadi penyumbang sampah plastik ke lautan?” celoteh kang Ahmad Yusran, seorang aktivis lingkungan yang concern kampanyekan ecobrick.

Yah begitulah, jutaan orang tiada peduli dengan sampah plastik. Yang peduli dengan sampah hanya sebagian kecil, nol koma sekian persen saja! Maka, pesan dari momen WCD kali ini tetap sama dengan tahun-tahun sebelumnya: mengajak semakin banyak orang untuk ikut aksi menyelamatkan bumi dari kepungan sampah plastik.

KLIK INI:  Hal-Hal Kecil Pemacu Global Warming, Salah Satunya Mungkin Sering Anda Lakukan