Ada Gula Ada Semut, Ada Pakan Ada Kupu-kupu

oleh -439 kali dilihat
Ada Gula Ada Semut, Ada Pakan Ada Kupu-kupu
Kupu-kupu yang dipotret Taufiq Ismail - Foto/Taufiq
Taufiq Ismail

Klikhijau.com – Suatu pagi di halaman rumah. Datang seekor kupu-kupu. Terbang mengitari pohon jeruk yang lumayan julang.

Saya curiga si doi mau bertelur. Karena tak mau melewatkan momen, saya pun mencari kamera. Bersiap mengabadikannya.

Karena jika ingin bertelur, berarti dia bisa berlama-lama. Berlama-lama terbang di sekitar jeruk. Ada banyak kesempatan untuk memotretnya.

Sebelum meletakkan telur, nampak sang betina mengitari calon pakannya. Memastikan jika tumbuhannya kelak akan menjadi pakan ulatnya.

Si doi menggunakan kaki depan untuk mendeteksinya.

Mengapa tak menggunakan kamera telepon pintar saja? Kamera telepon genggam terbatas. Kupu-kupunya cukup sensitif. Tak bisa kita dekati. Membuat kamera handphone tak berkutik.

Menggunakan kamera pro summer pun cukup sulit. Si doi tak bisa lama-lama diam. Meski saat meletakkan telur, hanya sejenak. Sejenak kemudian dia terbang lagi.

KLIK INI:  Pohon Johar, Peneduh Berbunga Kuning dan Ragam Manfaatnya Bagi Kesehatan

Gaya meletakkan telur setiap kupu-kupu berbeda. Ada yang bergerombol pada satu daun, ada juga yang menyebar.

Kupu-kupu satu ini meletakkan telurnya menyebar. Pada satu pohon pada beberapa helai daun.

Ya.. si doi adalah Papilio polytes . Anggota dari keluarga Papilionidae. Kupu-kupu yang cukup jarang saya temui. Si doi lebih menyukai nektar pada bunga. Bunga pada tanaman perdu atau pun pepohonan yang sedang berbunga.

kupu-kupu
Kupu-kupu yang didokumentasikan Taufiq Ismail – Foto/Taufiq
Perilaku bertelur kupu-kupu

Kupu-kupu umumnya meletakkan telur pada bagian bawah daun. Agar tak mudah terdeteksi predator. Begitupun untuk menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan.

Saya perhatikan polyphontes ini lebih menyukai meletakkan telurnya pada bagian pucuk daun ketimbang di balik daun.

Telurnya berwarna kuning muda. Berbentuk bulat. Ukurannya pun hanya beberapa milimeter. Begitu mungil.

Karenanya saya coba buat perbandingan dengan jari kelingking saya.

KLIK INI:  Kabar Baik, Populasi Burung Curik Bali Meningkat di Kawasan TN Bali Barat

Selama beberapa hari ke depan saya ingin memerhatikan proses metamorfosisnya. Berapa hari ia butuhkan untuk berubah menjadi ulat.

Mudah-mudahan jika memungkinkan menyaksikannya menjadi kepompong hingga menjadi imago. Imago adalah kupu-kupu dewasa.

Cukup menyenangkan mengamati tahapan perubahan pada makhluk bersayap ini. Bahkan bisa jadi tambahan ilmu. Mengetahui berapa hari yang dibutuhkan setiap tahapan perubahannya.

Bagi yang punya pohon jeruk di rumah bisa sesekali mengecek tanamannya. Barangkali ada telur, ulat, atau bahkan kepompong yang menggantung.

Jadi tak masalah jika si kupu memakan dedaunan dari jeruk. Toh.. lama-kelamaan ia juga akan bertumbuh kembali. Bahkan tumbuh lebih lebat setelah termakan si ulat.

Saya justru suka menanam jeruk tujuannya agar kupu-kupu suka datang bertelur. Jika jeruknya kosong. Tak ada yang singgah untuk bertelur saya malah jadi risau.

KLIK INI:  Asyik, Agus dan yang Lahir 17 Agustus Gratis Masuk TN Bantimurung

Untuk mengobati rasa kecewa, saya pun mencari ulat di pohon jeruk tetangga. Karena sebagian orang malah tidak menyukainya. Menganggapnya sebagai hama.

Padahal sebenarnya jika kita perhatikan secara saksama. Ulat-ulat yang melimpah justru akan menjadi pesta pora burung-burung. Burung adalah salah satu pengontrol serangga, termasuk kupu-kupu.

Kecuali memang lingkungan sekitar kita kurang sehat. Tak ada burung yang suka berkicau di pagi hari. Wah.. itu malah gawat.

Jadi burung-burung gereja ataupun burung kutilang akan mudah mendeteksi keberadaan ulat. Ulat yang menjadi pakannya. Jadi dari beberapa ulat hingga beberapa puluh ekor akan terseleksi. Hanya ada beberapa telur yang mampu bertahan hingga berkembang menjadi ulat, kepompong hingga imago.

KLIK INI:  Kelahiran Anak Badak Jawa jadi Kado Istimewa di HUT RI ke 76

Sisanya akan termakan predatornya. Termasuk juga telur tak lepas dari pemangsa. Pemangsa berupa parasit. Parasit ini akan menyedot sari telur. Membuat telur tak mampu menetas.

Kepompong juga rawan terhadap kehadiran parasit. Kegagalan menjadi imago pun dialami jika tersuntik parasit atau parasitoid.

Kupu-kupu dewasa juga tak lepas dari predator. Burung, kadal, hingga soa-soa menjadi predatornya. Tahapan siklus hidupnya tak luput dari pemangsa.

Begitulah alam mengatur dirinya. Membuat penghuni alam selalu seimbang.

Manusialah yang kadang merusak sistem mereka. Menghilangkan salah satu dari mereka. Membuat salah satu makhluk melimpah. Efeknya juga kemudian akan kembali ke manusia sendiri. Merasakan dampaknya. Dampak dari hama atau bahkan wabah.

Padahal hanya segelintir orang yang berbuat. Dampak yang terasa akan meluas. Boleh jadi beda yang berbuat. Yang merasakan dampaknya orang yang tak bersalah.

Moga pemahaman kita tentang alam terus terasah. Agar kita makin menghargai dan peduli padanya.

KLIK INI:  Polyura Cognata, Kupu-kupu Menawan dari Sulawesi