7 Negara dengan Predikat Terbaik Pendaur Ulang Sampah

oleh -1,530 kali dilihat
Alliance Merilis Laporan Perkembangan Program Penanganan Sampah Plastik di Indonesia
Ilustrasi sampah/foto-fixabay
Irhyl R Makkatutu
Latest posts by Irhyl R Makkatutu (see all)

Klikhijau.com – Masalah sampah membuat banyak negara puyeng mengatasinya. Ada yang harus mengekspornya dengan cara siluman ke negara lain. Ada juga yang menyulapnya menjadi barang bernilai ekonomi tinggi dengan cara daur ulang.

Perihal daur ulang sampah, tidak semua negara berhasil melakukakannya. Namun 7 negara berikut ini masuk dalam pengecualian. Dianggap sebagai negara terbaik dalam hal daur ulang sampah:

  • Swiss

Di negara ini setiap kantong sampah dikenakan pajak. Biayanya dihitung perkantong. Prinsip yang diterapkan adalah  pencemar membayar.

Tingkat daur ulang sampah di negara ini  untuk limbah padat di kota melebihi 50%, yakni  sebesar 54%, jumlah ini di atas rata-rata negara Eropa (28%).

KLIK INI:  Beberapa Singkatan Terkait Sampah yang Perlu Diketahui

Di Negara ini sampah yang paling banyak didaur ulang adalah sampah rumah tangga meliputi aluminium kaleng, baterai lama, bola lampu, gelas, kertas, botol PET, tekstil, peralatan listrik dan elektronik, dan lainnya.

Namun, meski begitu Swiss juga menjadi salah satu produsen limbah terbesar di Eropa, yakni 730 kg limbah per kapita pada 2014.

Persentase sampah daur ulang  sampah Swiss sebesar 34%

  •  Hong Kong

Menurut penelitian, sampah konstruksi merupakan komposisi paling besar dari total sampah yang diproses oleh landfill- Hong Kong, mencapai sebanyak 68% pada tahun 1991 dan bahkan pada titik terendah 23% tahun 2007-2009.

Hong Kong bahkan mampu membangun eco-park di atas tempat pembuangan sampah akhir. Tahun 1981 sudah tertutup tanah, namun di tahun 2014 dijadikan taman bermain multiguna.

Di tempat tersebut  didukung adanya turbin angin, sel surya, dan energi yang asalnya dari metana dihasilkan dari sampah yang membusuk. Jadi,  keberhasilan Hong Kong mengelola sampah adalah dalam hal daur ulang sampah konstruksi.

Persentase sampah daur ulang sampah Hong Kong, yakni 45%

  • Korea Selatan

Sejak tahun 1992, Korea Selatan menerapkan skema daur ulang elektronik. Dau ulang ini memaksa produsen menyediakan opsi daur ulang untuk barang-barang elektronik.

Pemerintah membuat kebijakan ini karena melihat bahwa ke depannya. Sampah elektronik akan jadi dominan.

Pada tahun 2019 Korsel mulai membatasi penggunaan plastik.  Penggunaan plastik sekali pakai hanya diperbolehkan untuk membungkus daging dan ikan.

Persenatsi daur ulang sampah Korea Selatan berada di angka 49%.

KLIK INI:  Cara Sederhana Mengajarkan Anak Cinta Lingkungan
  •   Singapura

Keterlibatan pihak swasta membantu Singapura dalam pengelolaan sampah.  Lembaga kelingkungan nasional Singapura, National Environment Agency mengungkapkan ada sejumlah perusahaan swasta yang ditunjuk sebagai public waste collectors (PWCs).

Perusahaan ini  bertanggung jawab dalam proses pengumpulan sampah dalam periode tujuh sampai delapan tahun belakangan.

Selain itu, Singapura juga sudah mulai mengandalkan metode waste to energy setelah sebelumnya masih akrab dengan penumpukan atau landfill. Transisi ini mereka lakukan mengingat lahan terbatas yang mereka miliki. Pengolahan sampah menjadi energi ini secara khusus diberlakukan untuk sampah plastik.

Persentase sampah daur ulang Singapura sampah di angka 47%

  •  Swedia

Dalam hal pengelolaan sampah Swedia termasuk jagonya. Sampah telah diubah jadi energi listrik yang menerangi rumah-rumah warga.

Negara ini mengklaim telah mampu mengolah 99% sampah mereka menjadi produk daur ulang. Bahkan untuk pemasokan sampah, Swedia memiliki stasiun daur ulang yang terletak sekitar 300 meter dari perumahan mana pun.

Situs  resmi Swedia, Sweden.se, mengungkapkan Swedia mulai melakukan program daur ulang sampah rumah tangga sejak 1975. Di tahun tersebut baru sekitar 38% limbah rumah tangga yang didaur ulang.

Negara Persentase sampah daur ulang sampah Swedia= 34%.

KLIK INI:  Mitigasi Gempa dan Tsunami Harus Jadi Budaya Masyarakat
  •  Norwegia

Pengelohan sampah  Di Norwegia lebih banyak diserahkan kepada masyarakat dan industri sekitar. Masyarakat diberi upah  ketika bisa mengumpulkan sampah plastik di tempat daur ulang.

Sementera untuk perusahaan yang memproduksi sampah plastik diberlakukan pajak yang cukup tinggi.

Namun, bagi perusahaan yang jika perusahaan mau mendaur ulang sampahnya maka pajaknya akan lebih kecil.

Jika perusahaan-pereusahaan itu mampu mendaur ulang lebih dari 95% dari sampah yang dihasilkan berpeluang bisa bebas pajak.

Tentu cara ini cukup efektif yang membuat perusahaan  lebi peduli juga dengan sampah yang sudah mereka hasilkan dan lebih ramah lingkungan.

Persentase sampah daur ulang sampah Norwegia, yakni 34%

  • Jerman

Jika menyebut daur ulang sampah, maka negara yang satu ini tak bisa dilepaskan. Jerman dianggap sebagai negara dengan tingkat daur ulang sampah terbaik di dunia menurut Eunomia.

Bagaimana caranya, sistem pengolahan dan pemilahan yang dilakukan Jerman sebenarnya sederhana namun mendetail. Kotak pembuangan sampah ‘warna-warni’ yang ada di sekitar daerah tempat tinggal, mendorong pemilahan dilakukan oleh tiap-tiap individu atau setidaknya dari rumah masing-masing.

Persentase sampah daur ulang  samah di Jerman mencapai 50%.

KLIK INI:  Studi Terbaru, Mikroplastik Bisa Persulit Penyembuhan Pasien Covid-19