7 Aksi Praktis Atasi Sampah Makanan di Rumah

oleh -394 kali dilihat
7 Aksi Praktis Atasi Sampah Makanan di Rumah
Sampah sisa makanan - Foto/Ist

Klikhijau.com – Sampah makanan setiap harinya mengepung dapur di rumah kita. Tanpa kita sadari, ada begitu banyak bagian dari apa yang kita makan hanya terbuang sia-sia.

Faktanya, sampah makanan kebanyakan hanya menumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Lalu, apa yang salah? Apakah karena pola pengelolaan bahan makanan sehari-hari kita yang dibuat tanpa perencanaan? Atau karena kebiasaan kita tak menghabiskan makanan?

Dua-duanya bisa jadi pemicu. Lihat saja, betapa porsi makanan yang dibuat kerap tak sebanding dengan kapasitas konsumsi. Namun, yang paling memprihatinkan tentu saja adalah kebiasaan tak menghabiskan makanan dan membuangnya tanpa dosa.

Data sampah makanan

Berdasar data FAO, Indonesia kini menghasilkan 13 juta metrik ton sampah makanan per tahunnya. Jumlah ini amat mencengankan sebab bila dikalkulasi, beratnya sama dengan 500 kali berat Monumen Nasional.

Bahkan, data dari The Economist Intelligence Unit menyebutkan Indonesia merupakan negara pembuang makanan kedua terbesar di dunia. Setiap orang Indonesia menghasilkan setidaknya 300 kg sisa makanan per tahun.

KLIK INI:  Tips Sederhana Membuat Sarabba Bubuk, Bisa Dipraktikkan di Rumah

Jumlah makanan terbuang tersebut sejatinya cukup untuk memberi makan 11% populasi Indonesia. Atau setara dengan 28 juta penduduk setiap tahunnya, mirip dengan angka jumlah penduduk miskin di Indonesia.

Kontributor sampah makanan tersebut berasal dari hotel, restoran, catering, supermarket, gerai ritel, dan perilaku masyarakat yang gemar tidak menghabiskan sisa makanannya.

Dampaknya pada lingkungan

Lalu, bagaimana dampaknya pada lingkungan? Bila sampah makanan terbuang begitu saja ke TPA dan tak terkelola baik melalui pemilahan, maka sampah jenis ini akan menghasilkan gas metana (CH4) saat proses pembusukannya.

Gas CH4 ini termasuk ke dalam gas rumah kaca yang dapat memicu terjadinya pemanasan global. Bahkan 21 kali lebih kuat untuk membuat bumi semakin hangat dibandingkan gas karbon dioksida (CO2).

Indonesia telah mencatat sebuah tragedi kemanusiaan akibat sampah makanan yakni longsor di TPA Leuwigajah, Cimahi tahun 2005 silam. Tragedi ini disebabkan oleh akumulasi gas CH4 pada gunungan sampah, karena gas metana memiliki sifat mudah terbakar. Tragedi ini juga terjadi di sejumlah TPA lainnya di beberapa daerah.

KLIK INI:  Mulai Januari 2023 Sampah Anorganik Warga Jogja Harus Dikelola Mandiri

Selain dampak ekologi, sampah makanan juga menimbulkan masalah sosial seperti ketimpangan pangan. Bayangkan saja, betapa banyak orang yang memiliki keterbatasan dengan sumber pangan, namun di sisi lain ada sejumlah orang yang justru membuang sisa makanannya begitu saja ke lingkungan.

Tips mengatasi beban sisa makanan

Melihat data volume sampah makanan yang begitu besar plus dampaknya pada lingkungan, sejatinya kita semua ikut andil dalam menekan jenis sampah organik.

Apa saja yang bisa dilakukan? Aksi kecil dimulai dari diri sendiri dapat diterapkan. Berikut 7 aksi praktis yang bisa dijalankan:

  • Bergabung dengan komunitas

Mulailah bergabung dengan komunitas yang punya concern di isu ini. Ada banyak komunitas yang menyuarakan aksi-aksi swadaya untuk kampanye bagaimana mengatasi sampah organik.

Komunitas tersebut punya basis kuat di sosial media dan intens dengan sejumlah aksi dan kegiatan. Kamu bisa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan bergabung dengan mereka, sembari ikut secara bersama membagikan informasi secara luas ke masyarakat.

KLIK INI:  Ingin Bersedekah Sampah, Ini Saran Kasi Kebersihan Kecamatan Biringkanaya Makassar
  • Belanja seperlunya

Ada baiknya memulai kebiasaan untuk belanja bahan makanan seperlunya. Belanja sesuai porsi kebutuhan dan kapasitas konsumsi, bukan atas dasar keinginan dan hasrat.

  • Masak sesuai porsi keluarga di rumah

Setiap kita sudah pengalaman mengenai kapasitas konsumsi keluarga di rumah. Mulailah bereksperimen untuk menerapkan pola masak yang sesuai porsi keluarga di rumah.

Penting pula untuk mempelajari berapa banyak sampah makanan yang terbuang setiap harinya. Dengan begitu, kita punya kalkulasi lebih matang untuk ke depannya dalam menyiapkan makanan agar tak selalu terbuang.

  • Ambil makanan sesuai porsi dan habiskan

Pernahkah mengalami begitu berambisi memakan begitu banyak varian makanan di meja makan? Lalu, mengambil porsi makan yang begitu banyak, namun pada akhirnya tak menghabiskannya?

KLIK INI:  Sudah Tak Sabar Berwisata di Era New Normal? Perhatikan Ini Agar Tetap Aman!

Yah, ini kerap terjadi tanpa disadari. Keinginan kadang melampaui kemampuan. Oleh sebab itu, mulailah dengan gaya hidup baru yakni mengambil makanan di piring sesuai porsi dan pastikan menghabiskannya.

  • Memahami cara menyimpan makanan

Menyimpan sisa makanan dengan sembarangan dapat membuat sisa makanan tersebut rusak atau basi dan akhirnya juga terbuang.

Oleh sebab itu, kamu perlu memahami cara menyimpan makanan yang benar agar tahan lama dan tak mudah basi. Pastikan pula tak menyentuh sisa makanan yang disimpan, karena akan membuatnya lebih cepat basi.

  • Lebih kreatif mengolah sisa makanan

Sisa makanan yang ada sejatinya bisa dikreasi dengan banyak cara agar dapat dikonsumsi lagi. Oleh sebab itu, kamu harus lebih pandai berkreasi dengan sisa makanan agar bisa dikonsumsi hingga habis.

  • Budayakan berbagi makanan

Budaya berbagi makanan pada tetangga, keluarga atau yang membutuhkan sangat penting agar tak ada makanan yang terbuang. Budaya ini juga menarik dilestarikan untuk mempererat hubungan satu sama lain.

Itulah problem kita saat ini mengenai sampah sisa makanan dan 7 tips yang bisa dilakukan untuk mencegah masalah ini terus meluas. Ayo memulai menjalankannya!

KLIK INI:  Aksi Nyata Komunitas MTS Menjinakkan Sampah Organik dari Manggala