4 Negara yang Menandai Kelahiran Bayi dengan Menanam Pohon

oleh -630 kali dilihat
Cara Membuat Taman Rumah Berkelanjutan dengan 3 Pertanyaan
Ilustrasi menanam - Foto/Okezone

Klikhijau.com – Kelahiran seorang bayi, sudah selayaknya disambut suka oleh orangtuanya. Bayi tidak hanya menjadi “bukti cinta” orangtua, tapi juga sebagai generasi penerus yang akan meneruskan garis darai dari suatu keluarga.

Saat ini, sangat mudah kita memantau siapa yang melahirkan. Karena bayi yang baru lahir akan diupload di media sosial oleh orangtuanya sebagai tanda suka cita. Foto-foto kelahiran bayi kerap mendapat banyak komentar.

Memang beragam cara bisa ditempuh untuk menunjukkan kebahagian dan rasa syukur. Di samping itu, kelahiran bayi juga tidak lepas dari beragam tradisi yang mengiringinya.

Semisal di Indonesia, banyak masyarakat akan menanam plasenta bayinya yang baru lahir. Namun, di empat negara ini tradisi merayakan bayi yang baru lahir terbilang unik dan berpihak pada Bumi.

KLIK INI:  Melirik Penerapan Kurikulum Merdeka ala SDN 161 Karya yang Selaras dengan Alam

Bagaimana tidak, keempat negara tersebut seperti yang disiarkan akun Instagram Alam Sehat Lestari (ASRI) @alamsehatlestari menandai kelahiran bayi mereka dengan cara menanam pohon.

Beriku ini keempat negara yang dimaksud:

  •  Rusia

Di negara bergelar Beruang Putih itu, pada hari kelahiran si bayi, ayah dan kakeknya akan langsung merayakannya dengan menanam pohon.

Tidak sembarangan pohon yang ditanam, harus dipilih sesusai dengan  karakter yang diinginkan dari si anak.

Misalnya, jika menginginkan anak (bayi) memiliki karakter yang cerah, maka pohon yang  akan ditanam adalah pohon lemon.

Tradisi ini tidak dilakukan begitu saja, tapi mengandung nilai-nilai yang menakjubkan, karena dengan menanam pohon, itu akan menjadi lambang pertumbuhan dan kekuatan si bayi.

  • Italia

Jika ada bayi yang baru lahir di Italia atau ada orang yang mengadobsi anak harus melakukan satu tradisi, yakni menanam pohon

Hal tersebut  di atur dalam peraturan hukum Cossiga Andreotti N.113 tanggal 9 Januari 1992 yang mendorong ruang terbuka hijau.

Dengan adanya aturan tersebut dan sesuai dengan tujuannya maka akan tercipta ruang terbuka hijau yang lebih banyak. Cara ini tentu sangat baik bagi kelestarian bumi dan menyiapkan oksigen bagi makhluk hidup.

KLIK INI:  Yayasan Kehati Gelar Lomba Foto Tema Keanekaragaman Hayati, Yuk Ikutan!
  • Jamaika

Tradisi ‘merayakan’ kelahiran bayi di Jamika tidak berbeda jauh dengan beberapa wilayah di Indonesia. Yakni,  plasenta atau ari-ari dan tali pusar ditanam ke dalam tanah. Namun di Jamaika tidak bisa di sembarang lokasi, harus lokasi khusus yang telah dipilih oleh keluarga

Bedanya dengan Indonesia, ketika ari-ari ditanam ke dalam tanah tersebut akan disertai dengan penanaman pohon.

Teman atau kerabat akan membawa bibit pohon untuk ditanam di tempat yang sama sebagai penanda plasenta dari si bayi.

Hal unik lainnya, ketika bayi sudah besar ia akan diberi tugas untuk merawat pohon tersebut sebagai bentuk tanggung jawab kepada Bumi.

  • India

Negara yang paling fenomenal dalam tradisi menanam pohon untuk menandai kelahiran bayi adalah India.

Di negara yang terkenal dengan filmnya itu,  terdapat sebuah desa yang bernama Piplantri yang terletak di Rajasthan.

Penduduk di desa tersebut akan merayakan kelahiran bayi mereka dengan cara menanam pohon secara fantastik, berjumlah 111 pohon untuk kelahiran satu bayi.

Tradisi itu masih awet dan terpelihara hingga kini. Namun, tak semua bayi diperlakukan seperti itu. Dilansir dari Liputan6, hanya bayi perempuan yang mendapat hak istimewa demikian.

Hal menarik dari tradisi ini adalah, setelah menanam 111 pohon. Permasalahan tidak serta merta berhenti.

Karenan  para orang tua akan menandatangani surat pernyataan perjanjian yang isinya mereka tidak akan menikahkan anak perempuan mereka sebelum memasuki usia legal untuk menikah, menyekolahkan anaknya, dan mengurusi pohon yang telah ditanam.

Di desa tersebut berlaku pula aturan melarang penggembalaan hewan, minum alkohol, dan penebangan pohon.

Nah, itulah empat negara dengan tragdisi unik yang demi menjaga harapan hidup untuk generasinya dan kelestarian lingkungan.

KLIK INI:  Pra WCD, Sebuah Upaya Merawat Tradisi Gotong Royong di Bulukumba