4 Fakta Unik Seputar Gerhana Matahari 26 Desember 2019

oleh -115 kali dilihat
4 Fakta Unik Seputar Gerhana Matahari 26 Desember 2019
Fakta unik gerhana matahari 26 Desember 2019/Foto-Liputan6.com

Klikhijau.com – Beberapa hari ini perbincangan soal gerhana matahari cincin menyeruak hingga di warung kopi. Kabarnya, di pengujung 2019, sebagian wilayah penduduk Bumi bakal kedatangan gerhana satu ini.

Penasaran dengan gerhana cincin dan fakta apa saja yang ada dibaliknya? Berikut sejumlah fakta menarik terkait fenomena alam ini, yang mungkin perlu Anda ketahui.

Ada apa di balik penyebutan namanya?

Dilansir DetikNet, penyebutan Gerhana Matahari Cincin karena bulan tidak menutupi matahari secara sempurna. Hal ini yang membedakan dengan gerhana matahari total.

KLIK INI:  Ancaman Bahaya Bahan Kimia Beracun dalam Kemasan Makanan

Jarak Bulan dengan Bumi yang berada di titik terjauh (apogee) jadi alasannya.

Dikutip dari Space, Selasa (24/12/2019) Bulan saat ini rata-rata lebih jauh dari Bumi sehingga ukurannya 3% lebih kecil dari sang Surya bila kita lihat dari daratan.

Fenomena cincin api

Ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus, terciptalah gerhana Matahari.

Kejadian gerhana Matahari dipadu dengan Bulan yang sedang berada di titik terjauh Bumi menghasilkan antumbra.

Dari antumbra tersebut, kita yang berada di Bumi dapat menyaksikan ring of fire (cincin api) di langit. Ini karena siluet Bulan tampak jelas.

Peristiwa alam ini juga disebut annular solar eclipse yang berasal dari kata annulus diambil dari Bahasa Latin yang artinya berbentuk cincin.

Berlangsung di daerah padat penduduk

Berbeda dengan Gerhana Matahari pada Juli lalu yang terjadi di wilayah lautan, maka gerhana kali ini akan berlangsung di daerah padat penduduk.

Space mengatakan bahwa gerhana ini akan melintasi jalur sepanjang 142 kilometer yang membentang dari Timur Tengah ke Samudera Pasifik bagian barat.

Negara mana saja yang dapat melihatnya?

Masyarakat di wilayah Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Sumatera dan Kalimantan (Indonesia), Singapura, Filipina, hingga Guam dapat menikmati fenomena astronomi tersebut.

KLIK INI:  Hujan Abu Batubara Mengguyur Suralaya, PLTU Dituding Sumber Pencemarnya