- Defisit Narasi Lingkungan dalam Politik Lokal di Indonesia - 28/12/2023
- Demmatande, Pejuang Pemberani dari Kampung Paladan Mamasa - 10/11/2023
- Kota, Suhu Panas dan Ketimpangan Sosial - 02/11/2023
Klikhijau.com – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sulsel sukses menyelamatkan sekitar 62 jenis satwa liar dilindungi sepanjang tahun 2019. Hal itu disampaikan, Kepala BBKSDA Sulsel, Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc pada forum diseminasi dan promosi hasil kegiatan timnya di tahun 2019.
Menurut Thomas, konflik tumbuhan dan satwa liar dengan manusia sepanjang tahun 2019 cukup massif. Perdagangan ilegal (illegal trade) juga ada yang secara hukum tentu melanggar aturan UU Nomor 5 tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati.
“Di sinilah kami ingin memperkuat informasi dan pengetahuan pada masyarakat bahwa ada satwa dan tumbuhan yang dilindungi, ada yang tidak dilindungi. Tetapi ada juga skema perdagangan legal, termasuk legalitas membuat penangkaran satwa. Penangkaran harus ada izinnya, dan kami memberi kemudahan untuk itu,” jelas Thomas.
Demi menangani peredaran ilegal tumbuhan dan satwa liar, BBKSDA Sulsel mengukuhkan tim khusus bernama Wildlife Rescue Unit (WRU)di Malino, Maret 2019. Tim ini dibentuk dalam 5 formasi terdiri atas personil polisi kehutanan, PEH, penyuluh kehutanan, staff dan dokter hewan.
Evakuasi dan penyelamatan
Sepanjang 2019 ini, Tim WRU dibawa koordinasi BBKSDA Sulsel, melakukan penyelamatan tumbuhan dan satwa liar dengan rincian sebagai berikut:
#Januari 2019
1 ekor Lorius Lory yang ditangkap di bandara internasional hasanuddin.
#Maret 2019
Sepanjang bulan Maret 2019, BBKSDA Sulsel melakukan satu kali evakuasi dan menerima serahan masyarakat. Pada 16 Maret 2019, menerima serahan masyarakat 1 ekor beruang madu dari warga bernama Rosdiana Rahim di Jalan Jalan Dg Tata Raya Makassar. Lalu, pada 25 Maret 2019, mengevakuasi satwa liar jenis paruh bengkok dan mamalia dilindungi di Takalar.
#April 2019
Mengevakuasi satwa jenis paruh bengkok dan primata di Pare-Pare pada 8 April 2019
#Mei 2019
Mengevakuasi 1 ekor sanca kembang ukuran 4 meter di kantor Damkar Makassar pada 29 Mei 2019.
#Juni 2019
Pada 31 Juni 2019, puluhan ekor cucak rawa emas asal Papua diamankan Tim WRU Regu 4 di Bandara Hasanuddin Makassar.
#September 2019
Patroli WRU berhasil mengamankan puluhan bucket bunga eldeweis siap kirim di Pare-Pare pada 5 September 2019.
Lalu, pada 19 September 2019, ada penyerahan Ular Sanca Batik (Python reticulatus) oleh bapak Napoli di Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, Kabipaten Luwu Timur
#Oktober 2019
Menerima serahan masyarakat atas nama Agung di Jalan Baji Gau Makassar berupa 1 ekor elang brontok pada 15 Oktober 2019
#Desember 2019
Penyelamatan Macaca maura di perumahan warga Kabupaten Maros pada 5 Desember 2019.
Momen Pelepasliaran
sepanjang tahun 2019, BBKSDA Sulsel berhasil melespaliarkan satwa liar dilindungi di habitatnya, dengan rincian berikut:
#Februari2019
1 ekor Macaca maura di Kawasan hutan Lejja Soppeng dilepasliarkan pada 11 Februari 2019.
#Maret 2019
Melepasliarkan 6 ekor Macaca maura di kawasan hutan Lejja Soppeng pada 1 Maret 2019.
#April
Pelepasan penyu sisik di perairan ranggas Mamuju Sulawesi Barat pada 23 April 2019.
#Mei
Pelepasliaran 1 ekor Macaca maura dan satu ekor sanca kembang di Taman Buru Komara Takalar, 31 Mei 2019.
#Juli
Melepasliarkan 1 ekor sanca kembang di Sungai Malili Luwu Timur pada 12 Juli 2019. Serta 1 ekor buaya muara di Sungai Malili Luwu Timur pada 14 Juli 2019.
#Agustus
Melepasliarkan 8 ekor Rusa Timor ke penangkaran rusa rakyat di Takalar pada 30 Agustus 2019.
#September
Pada 1 September 2019 ada 5 ekor Macaca maura dilepas di kawasan hutan karaenta Maros.
#Desember
Selama bulan desember, ada dua momen pelepasliaran satwa yakni 3 ekor Macaca maura di Kawasan hutan Karaenta Maros pada 5 Desember 2019. Lalu, 1 ekor Macaca Tongkeana yang dilepas di Cagar AlamFaruhunpenai Luwu Timur.
***
Dari total penanganan satwa yang dilakukan sepanjang tahun 2019, jumlah satwa serahan masyarakat tergolong cukup banyak yakni 53 persen. Selebihnya adalah hasil patroli peredaran sebanyak 47 persen. Angka ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat mulai meningkat, tetapi edukasi literasi satwa juga masih perlu ditingkatkan ke depan.
BBKSDA Sulsel mengapresiasi setiap masyarakat yang menyerahkan satwa liar dilindungi yang selama ini jadi peliharaannya. Apresiasi tersebut diberikan dalam bentuk pemberian piagam SATLI (Satwa liar) dan souvenir menarik pada setiap pemilik satwa yang bersedia dilepasliarkan.